REPUBLIKA.CO.ID, Agar anak tak tumbuh menjadi pemilih makanan, orang tua mesti memberi contoh. Kenalkan secara bertahap makanan yang baru. Jangan menyerah kendati anak mengunci mulutnya. “Ia perlu pengulangan 10 sampai 15 kali untuk bisa merekam rasa yang diperkenalkan,” kata Dr Saptawati Bardosono MSc.
Coba kenalkan anak dengan makanan baru satu per satu. Misalnya, setelah ia mengetahui rasa wortel, barulah brokoli diberikan. Begitu lidah anak tampak akrab dengan sayuran baru tersebut, ia boleh mendapatkan olahan wortel dan brokoli. Mengenalkan anak tentang makanan baru pun ada kiatnya.
Ajak anak untuk ikut berbelanja, biarkan ia memilih langsung buah dan sayuran, dan libatkan ia dalam proses memasak. Trik ini terbukti manjur untuk membantu anak menyukai makanannya, termasuk sayur dan buah. Berikan makanan di pagi hari setelah anak mendapatkan tidur yang cukup. “Jangan sodorkan di sore hari setelah anak merasakan makanan yang lain,” ujar Saptawati.
Ketika memberikan makanan, upayakan agar anak tidak sambil menonton TV. Kalau di depan TV, ia akan terfokus pada adegan yang ditontonnya sehingga tak memperhatikan isi piringnya. Ajak anak menikmati makanannya dalam suasana yang menyenangkan. Sambil menyuapi, kenalkan anak pada bentuk, warna, serta kegunaan sayuran dan buah yang dihidangkan untuknya. Mengajaknya bermain keluar rumah sambil memberi makan pun tak masalah. “Anak juga merasakan aliran kasih sayang dari tiap suapan jika ia tak terpaku dengan tontonannya,” ujar Saptawati.
Bagi ibu bekerja, menyuapi anak yang menolak makanan atau mengemut adalah hal yang dapat membuat stres. Bisa jadi, anak justru menikmati makan berlama-lama. Sebab, dengan begitu sang bunda akan terus berada di dekatnya. “Kalau itu yang terjadi, coba berikan kasih sayang dalam bentuk selain menyuapi,” urai dokter ahli gizi ini.