REPUBLIKA.CO.ID, Tiga dekade terakhir, anak-anak di berbagai penjuru dunia terpantau mengalami pe nurunan stamina. Temuan ini berasal dari penelitian skala global oleh The American Heart of Association. “Kenyataannya, anak-anak saat ini tergolong kurang cukup beraktivitas fisik,” kata dr Stephen Daniels dari University of Colorado selaku juru bicara asosiasi seperti dikutip AP.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) juga memiliki kesimpulan yang sama. Sekitar 80 persen warga dunia terpantau kurang melakukan aktivitas fisik. Daniels menjelaskan, di kalangan anak-anak, kecenderungan itu terjadi karena kurangnya fasilitas olahraga di sekolah. Banyak sekolah mengaku tidak cukup mampu secara finansial untuk mengadakan alat-alat kebutuhan olahraga.
Lantaran tak terbiasa bergerak aktif, anak-anak masa kini tak segesit sebayanya pada masa lampau. Mereka menempuh gerak jalan sejauh 1,6 kilometer dalam waktu 90 detik lebih lama dibandingkan anak-anak pada masa 30 tahun yang lalu. Data terakhir pada 1975, anak-anak berusia sembilan sampai 17 tahun mampu menempuh jarak tersebut lebih cepat.
Hal yang serupa juga menjadi temuan penelitian yang diketuai Grant Tomkinson, ahli fisiologi olahraga dari University of South Australia. Ia menganalisis 50 studi mengenai tingkat kebugaran, yakni kunci kesehatan jantung dan daya tahan tubuh. Penelitian tersebut melibatkan 25 juta anak berusia sembilan sampai 17 tahun di 28 negara. Semua studi dikumpulkan, mulai dari 1964 hingga 2010. Di dalam penelitiannya, ia mencoba mengukur seberapa jauh anak-anak sanggup berjalan dalam waktu lima sampai 15 menit.
Penelitian tersebut juga mengukur kemampuan anak berlari mulai dari 1,6 hingga 3,2 kilometer. Hasilnya menyebutkan, kemampuan mereka menurun sekitar 15 persen daripada orang tua mereka. Perubahan tersebut tidak membedakan jenis kelamin. Hanya wilayah geografis yang sedikit memberikan pengaruh.