REPUBLIKA.CO.ID, Air susu ibu (ASI) tak diragukan lagi sebagai ma kanan terbaik bayi. Ba dan kesehatan du nia pun menganjur kan pemberian ASI bersama makanan pendamping ASI hingga anak berusia dua tahun.
Ketika saat menyapih tiba, sejumlah ibu pun gamang. Mereka khawatir kedekatan dengan anak akan berkurang karena tak lagi menyusuinya. Proses menyapih dikatakan konselor laktasi Nia Umar merupakan bagian penting dalam kehidupan ibu dan anak. Meski, kata Nia, menyapih terkadang berat dilakukan. Karena itu, ia menyarankan penyapihan dilakukan dengan cinta dan kasih sayang.
Sebelum menyapih, komunikasikan terlebih dahulu kepada anak. Katakan pada anak, nanti di usia dua tahun kamu sudah tidak menyusu ibu lagi. Katakan saja dengan jelas. “Tidak perlu dengan membohongi anak dengan alasan puting sakit, puting berdarah,” ujarnya.
Komunikasi itu pun tak hanya dilakukan sekali, tapi perlu berulang-ulang. Selain itu, ajak suami untuk bekerja sama. Setelah proses menyapih berjalan, walaupun anak sudah tidak menyusu ibu lagi, sebaiknya anak sering dipeluk. Orang tua perlu membiasakan untuk mendekap anak. Selain dipeluk, sebaiknya anak juga perlu banyak dibelai dan ditimang-timang.
Selain itu, untuk membangun kelekatan orang tua dan anak, bisa pula dengan melakukan kegiatan bersama dengan anak. Misalnya, makan ber sama atau bermain bersama. Sehingga, anak merasa orang tuanya tetap ada untuknya.
Hal penting lainnya adalah ibu harus konsisten dengan keputusannya menyapih. Ketika anak ingin menyusu, katakan betapa ibu juga ingin menyusui, tapi anak sudah besar dan tidak menyusu lagi. “Kamu kangen ya pingin menyusu, ibu juga kangen. Sini ibu peluk saja karena anak yang sudah besar tidak menyusu lagi,” kata Nia, menirukan contoh perkataan yang bisa disampaikan.
Lalu, untuk mengalihkan perhatiannya, ibu bisa mengajak anak bercerita. Ceritakan pengalaman ibu hari itu. Bisa pula membacakan buku untuk anak.