Senin 27 Jan 2014 13:04 WIB

Jangan Remehkan Nyeri Punggung Bagian Bawah

Rep: Desy Susilawati/ Red: Endah Hapsari
Sakit punggung/ilustrasi
Foto: Corbis
Sakit punggung/ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, Merasakan nyeri di punggung bagian bawah, kebanyakan orang langsung terpikir gejala sakit ginjal. Padahal, ada kemungkinan lain yang menjadi penyebabnya. Nyeri pada daerah punggung antara lengkung iga dan bokong itu bisa jadi murni low back pain.

Untuk itu, ketika merasakan nyeri, penderita sebaiknya melacak pemicunya. Nyeri punggung bawah (NPB) bisa terjadi akibat masalah struktural. Adanya kelainan atau penyakit pada tulang punggung menjadi pe nyebabnya. “ Lantas, masalah nonstruktural biasanya disebabkan oleh postur tubuh yang kurang tepat serta gangguan pada mekanika gerakan tulang punggung,” ujar dr Marina A Moeliono SpKFR.

NPB bisa menyerang siapa saja tanpa memandang usia serta latar belakang. NPB nonstruktural banyak terjadi pada usia produktif. Masalah itu umumnya menimpa mereka yang terpaksa mempertahankan postur tubuh yang kurang tepat karena aktivitasnya.

Bisa pula karena mekanika yang salah selama bekerja dan beraktivitas. “Setiap pekerjaan dengan postur tubuh yang tidak ergonomis akan membuat seseorang rentan terhadap NPB,” kata Kepala Departemen/Staf Medis Fungsional Ilmu Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi RS Hasan Sadikin, Bandung, Jawa Barat, itu.

Gejala yang bisa ditemui pada NPB dapat berupa nyeri pada area tulang punggung. Rasa nyeri yang berasal dari tulang punggung dan menjalar ke tungkai bawah serta rasa pegal di otot sekitar tulang punggung juga menjadi penandanya. “Seseorang akan dicurigai mengidap sakit ginjal jika NPB merupakan gejala tambahan dari masalah berkemih,” ujar dokter spesialis kedokteran fisik dan rehabilitasi tersebut.

NPB ada yang memerlukan perhatian segera. Untuk mendeteksinya, dokter akan memeriksa red flags, yaitu tanda atau gejala yang menunjukkan keseriusan atau keparahan NPB. “Waspadai bila NPB terjadi pada usia di bawah 20 tahun atau lebih dari 50 tahun akibat kecelakaan atau trauma berat, nyeri yang dirasakan terus-menerus dan semakin hebat atau memiliki riwayat kanker dan penurunan berat badan yang tidak terkontrol,” kata Marina memaparkan.

Jika menemukan salah satu red flag, pen derita harus segera menemui dokter keluarga. Penderita akan diperiksa dan diberikan penanganan. Andai diperlukan, ia akan dirujuk ke dokter spesialis.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement