REPUBLIKA.CO.ID, Bagaimana cara untuk menstimulasi agar timbul lagi keinginan bayi untuk menyusu? Apakah harus dipaksa? Ketua Asosiasi Konsultan Laktasi Internasional Indonesia dr Asti Praborini SpA IBCLC menggeleng tegas. Andaikan masalah anatomi telah diatasi, tempuh langkah berikutnya. “Yang ibu harus lakukan ialah relaktasi, mencoba mengakrabkan anaknya dengan sumber makanan utamanya.”
Melekatkan kembali hubungan bayi dan ibundanya dapat dilakukan dengan metode skin to skin. Kulit ibu harus bertemu dengan kulit anak. Tentunya, itu membutuhkan waktu. Akan tetapi, lama waktu prosesnya akan beragam pada tiap kasus. Tidak ada patokan waktu untuk membuat bayi mau kembali menyusu. Semakin tua usia bayi saat dilakukan perawatan bingung puting, semakin rendah angka keberhasilannya. Selain itu, makin muda usia bayi, makin mudah ia kembali menyusu.
Perlekatan juga memiliki manfaat lain. Jika bayi terus marah dan menangis karena menolak ASI, coba tenangkan dengan metode skin to skin contact. Kontak kulit dengan ibu dapat membuat bayi yang marah menjadi tenang. “Jika bayi merasa nyaman, artinya perlekatan bayi dan ibunya baik. Pelekatan yang baik membantu bayi mendapatkan ASI yang lebih baik,” ujar Jack Newman MD FRCPC, pakar laktasi internasional.
Selain itu, posisi yang baik juga mendukung keberhasilan pemberian ASI. Posisi asimetris dengan payudara ibu bisa membuat ASI keluar banyak. Bayi menyukai aliran ASI yang deras. Untuk itu, usahakan agar ibu dapat memproduksi ASI yang banyak.
Caranya bisa bermacam-macam, misalnya dengan bantuan suplemen pelancar ASI. Minum atau makan makanan yang memicu derasnya ASI juga dapat ditempuh. Di Indonesia, ibu menyusui biasanya mengonsumsi daun katuk. “Di Kanada, kami mengenal daun malunggay,” kata Newman.
Agar ASI keluar deras, ibu harus terus menyusui. Isapan atau rangsangan dari bayi Anda bisa membuat ASI terus berproduksi dan semakin lama akan semakin banyak. “Jangan cepat menyerah agar produksi ASI lancar,” kata Asti.