Rabu 29 Jan 2014 12:04 WIB

Perempuan Juga Mungkin Terancam Kebotakan

Rep: Qommarria Rostanti/ Red: Endah Hapsari
Boneka Barbie versi botak/ilustrasi
Foto: abcnews.com
Boneka Barbie versi botak/ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, Berbeda dengan kondisi hair fall, kategori hair loss menyebabkan rambut tidak dapat tumbuh kembali. Alhasil, rambut pun mengalami kebotakan. “Kebotakan bisa terjadi di depan atau belakang kepala,” kata Dr Eddy Karta SpKK.

Kondisi itu lebih sering dialami oleh pria dan bersifat genetik. Kerontokan jenis hair loss bisa dialami oleh pria mulai usia 25 tahun. Perempuan sebetulnya juga tak sepenuhnya aman dari risiko hair loss, hanya saja jumlahnya sedikit. Untuk mengatasi hair loss, Eddy menyarankan agar penderita berkonsultasi langsung dengan dokter spesialis karena membutuhkan penanganan khusus.

Beberapa penyakit juga dapat menyebabkan rambut rontok. Lupus, tifus, dan diabetes, contohnya. Pasien kanker yang menjalani kemoterapi dan radioterapi juga mengalami kerontokan rambut sebagai efek dari pengobatan. Dalam proses penyembuhan, biasanya dokter akan memandu pasien.

Sementara itu, kerontokan rambut akibat masalah hormonal biasanya cukup diberi tonik agar akar menjadi lebih kuat. Bisa juga dengan pemberian vitamin untuk dioleskan di kulit kepala. Bahkan, untuk sebagian orang, pil kontrasepsi, obat asam urat, obat radang sendi, obat depresi, dan obat darah tinggi bisa menjadi pemicu kerontokan rambut.

Kerontokan rambut normal biasanya tak lebih dari 100 helai per hari. Biasanya seseorang mengalami kerontokan rambut mulai 40 hingga 120 helai per hari. Kondisi seseorang akan dianggap normal jika rambutnya tumbuh kembali. Rambut memiliki siklus pertumbuhan yang terbagi dalam tiga fase, yaitu pertumbuhan (anagen) yang berkisar dua sampai lima tahun, fase istirahat (katagen) yang lamanya dua sampai empat pekan, dan fase kerontokan (telogen) yang berlangsung selama tiga hingga empat bulan.

Di fase ketiga, setiap rambut akan mengalami pelepasan dari kulit kepala. Dalam keadaan normal, 90 persen dari keseluruhan rambut di kepala kita dalam fase pertumbuhan. Baru 10 persen sisanya mengalami fase istirahat pada waktu tertentu alias tidak bersamaan. Setelah fase tersebut selesai, rambut kembali pada fase pertumbuhan baru.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement