REPUBLIKA.CO.ID, Lewat komunikasi dan hubungan yang harmonis dengan dokter anak, para orangtua bisa mendapat informasi dan pengetahuan sebanyak-banyaknya tentang kesehatan anak. Ini tentu saja bisa memberi dampak positif pada kesehatan si anak. Adapun tips yang dimaksud adalah:
3. Bersikap realistis
Banyak orangtua yang menginginkan anaknya sembuh seketika. Itu mengapa, tak jarang orangtua yang menginginkan dokter meresepkan antibiotik atau obat-obat lain untuk anaknya, padahal sebenarnya si anak tak memerlukan obat itu. Pendekatan 'wait and see' yang mungkin sedang diterapkan dokter pada si anak, dianggap orangtua terlalu lama dan bertele-tele.
Singkatnya, orangtua mestinya bisa bersikap realistis bahwa dokter bukanlah 'tukang sulap' yang bisa memberi kesembuhan seketika. Percaya bahwa dokter akan melakukan yang terbaik untuk pasiennya merupakan sikap yang sangat bijaksana. Tapi jika Anda merasa tak 'sreg' atau kurang yakin dengan diagnosis dari sang dokter, adalah hak Anda untuk mencari second opinion dari dokter lain.
4. Jangan segan bertanya
Sebelum meninggalkan ruang periksa, yakinkan bahwa Anda telah memahami semua instruksi dan saran dokter, utamanya yang berkaitan dengan tes laboratorium, kunjungan berikutnya, atau obat. Jika saat menjelaskan sesuatu pada Anda, dokter kerap menggunakan istilah medis, jangan segan atau malu untuk menanyakan maksud istilah-istilah tersebut. Jangan ragu pula untuk memberitahu dokter yang bersangkutan jika obat yang diresepkannya tidak manjur, atau jika sakit anak Anda makin memburuk, atau muncul gejala-gejala lainnya.
5. Jujurlah
Akhirnya, jangan takut untuk memberi masukan pada dokter anak Anda. Anda tak perlu sungkan untuk memberitahu pada dokter perihal kerepotan Anda tiap kali akan memeriksakan si kecil. Misalnya, antrian yang panjang atau sikap para suster atau staf lain yang kurang simpatik ketika melayani Anda. Dokter yang baik tentu akan mendengarkan keluhan Anda itu.