Selasa 18 Feb 2014 16:56 WIB

Seberapa Penting Memberi Dorongan ke Anak? (2-Habis)

Rep: Desy Susilawati/ Red: Indira Rezkisari
Dorongan bisa diberikan ke anak dalam bentuk verbal dan nonverbal.
Foto: Yasin Habibi/Republika
Dorongan bisa diberikan ke anak dalam bentuk verbal dan nonverbal.

REPUBLIKA.CO.ID, Ketika memberi dorongan sebaiknya orang tua memberikan dorongan yang wajar, sesuai dengan kemampuan anak. Dorongan yang diberikan dalam batas wajar akan membuat anak percaya diri. Anak juga lebih mengenal dirinya, mengetahui kemampuan dan kelemahannya.

Psikolog Evita menyarankan orang tua untuk tidak memberikan dorongan berlebihan. Menurutnya, dorongan yang berlebih memang bisa dilakukan orang tua sewaktu-waktu.

Misalnya, saat anak dalam keadaan terpuruk dan tidak bersemangat. Di saat-saat seperti itu, berikan dorongan keras. Contoh ungkapannya, “kalau kamu hebat, kamu akan dihargai orang.”

Namun, Evita mengingatkan, dorongan tersebut tidak perlu diberikan saat anak dalam keadaan normal. Jika dalam keadaan normal, anak hanya perlu diberikan dorongan secara realistis dan memadai sesuai usia anak.

Dampaknya, jika anak dalam keadaan normal diberikan dorongan berlebih, menurut Evita, anak akan menjadi pribadi yang individual, apatis, penakut, dan tidak percaya diri.

Dampak lainnya, anak bisa menjadi mundur atau menarik diri. Ini bisa berdampak anak menjadi ragu-ragu dalam melakukan sesuatu atau terlalu takut salah. Di sisi lain, dukungan berlebihan juga bisa membuat anak menjadi agresif.

Selain itu, saran Evita kepada orang tua yang ingin memberikan dorongan pada anaknya, jangan berikan dorongan palsu pada anak. Misalnya, ketika anak tidak bisa mendapatkan nilai bagus untuk mata pelajaran bahasa Inggris. Lalu orang tua berbuat curang dengan menyuap guru. Semata demi anak mendapat nilai bagus. Menurut Evita, hal tersebut salah karena anak akan mendapatkan dorongan dan pujian yang bukan merupakan hasil dari dirinya.

Sebaiknya, berikan dorongan dan pujian yang sesuai dengan hasil anak. Walaupun perubahan nilainya sedikit. Jika orang tua memberikan dorongan palsu, dampaknya anak justru jadi tidak percaya diri.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement