REPUBLIKA.CO.ID, Meninggalkan sarapan bisa membuat anak tak berstamina ketika beraktivitas di sekolah. Problemnya, tak selalu mudah mengajak anak untuk mau sarapan sebelum berangkat sekolah.
Dosen Gizi Masyarakat dari IPB, DR Ir Dodik Briawan MCN, mengatakan padahal sarapan yang sehat tak perlu mewah. Seperti apa ya makanan pagi yang sehat itu?
Dodik mengatakan sarapan yang sehat terdiri dari makanan dan minuman yang cukup gizi makro dan mikro. Takarannya sekitar 15 sampai 25 persen angka kecukupan gizi. Hidangan mesti mengandung karbohidrat kompleks, cukup serat, dan rendah lemak. “Nasi uduk misalnya, hidangkan bersama air, susu, ataupun teh.”
Dalam menyiapkan sarapan sehat, utamakan menunya disukai anak. Usahakan bahan pangan tersedia di lokasi setempat, memenuhi sekitar 20 sampai 25 persen kebutuhan gizi anak, serta mudah dan praktis dalam pembuatan.
“Hindari menyiapkan hidangan yang rumit, memerlukan perlakuan khusus, lama pembuatannya, banyak perlengkapan memasaknya, atau terlalu mahal harga bahan-bahannya,” saran dosen Gizi Masya rakat dari IPB, Tiurma Sinaga MFSA.
Agar memudahkan urusan dapur di pagi hari, siapkan masakan setengah matang sejak malam. Dengan begitu, kalaupun ibu terlambat bangun, masih cukup waktu untuk mematangkan masakan.
Keterampilan ibu dalam mengolah bahan pangan penting dalam menggugah selera makan anak. Bagi anak, selain rasa, penampilan makan annya juga perlu. Akali ketidaksukaannya dengan bahan makanan tertentu.
Coba selipkan sayuran yang sering ditolaknya ke dalam makanan lain. Bisa juga dengan menambahkan gambar lucu.
“Nugget ayam bisa diperkaya dengan wortel parut atau menyajikan kerupuk bayam untuk kecukupan seratnya,” ujar Tiurma. Jika anak masih menolak sayuran, coba hidang kan buah kesukaannya.
Lalu, kalau anak tidak suka nasi, ganti saja dengan kentang atau roti. Selain itu, lanjut Tiurma, orang tua juga harus memberikan contoh yang baik pada anaknya.
Orang tua juga harus membiasakan diri sarapan, agar anaknya melihat makan pagi sebagai budaya keluarga. Mereka akan meniru ayah dan bundanya. Selain memberi contoh, orang tua juga perlu meningkatkan kesadaran anak. Jelaskan pentingnya sarapan. “Biarkan anak memilih menu sarapannya sendiri,” imbuh Dodik.
Bagaimana jika anak tidak sempat sarapan dirumah? Dodik menyarankan sebaiknya orang tua membawakan bekal makanan dari rumah. Andaikan terpaksa jajan, sebaiknya anak membeli di kantin sekolah ketimbang jajan di pedagang kaki lima