Selasa 04 Mar 2014 08:16 WIB

Menahan Amarah Ketika Anak Bertingkah

Rep: Desy Susilawati/ Red: Indira Rezkisari
Jangan memukul ketika memarahi anak/ilustrasi
Foto: cloudfront.net
Jangan memukul ketika memarahi anak/ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, Menjadi orang tua memang tidak datang dengan buku panduan. Kasus penyiksaan anak oleh ibu tirinya yang beberapa waktu lalu terpapar di media pun membuat banyak orang prihatin.

Psikolog anak dari Rumah Sakit Pantai Indah Kapuk, Ine Indriani Mpsi, mengakui memang tidak mudah bagi orang tua untuk menahan amarah ketika anak berbuat nakal. Namun, ia menegaskan, memukul atau menyiksa anak bukan cara yang baik.

Ia sangat tidak menganjurkan, walaupun hanya sesekali. Katanya, masih ada cara lain yang bisa dilakukan.

Saat orang tua sedang marah, sebaiknya orang tua menenangkan diri dahulu. Minimal selama satu menit. Pergi menjauh dari anak. Tarik napas panjang dan tenangkan diri.

Tidak perlu meluapkan emosi dengan memukul anak. Cukup dengan mengatakan pada anak, “mama tidak suka kamu nakal, mama marah”.

Selain mengatakan hal itu, kekesalan terhadap anak juga harus dijelaskan secara konkret. “Mama marah karena kamu tidak mengerjakan PR,” ujarnya memberi contoh. Orang tua bukannya tidak boleh marah. Caranya namun melalui kata-kata yang baik. Bukan dengan memukul.

Peran ayah dan ibu dalam menyiapkan putra-putrinya untuk menjadi orang tua yang baik kelak ternyata bisa dijalani sejak dini. Ine mengatakan, anak sesungguhnya belajar menjadi orang tua berdasarkan apa yang ia lihat sehari-ha ri.

Anak melihat bagaimana orang tuanya bersikap kepada dirinya. Dan, anak belajar dari apa yang orang tuanya lakukan kepadanya.

“Jika perlakuan orang tua baik, maka anak akan menirunya. Bahkan ia akan mengulangnya kelak ketika ia menjadi orang tua dan mempunyai anak. Begitu pula sebaliknya, jika perlakuan orang tua buruk terhadap anak, anak pun turut meniru, bahkan tak jarang ia mengulangnya, melakukan hal yang sama pada anandanya kelak,” papar Ine.

Menurut Ine, kasus orang tua yang menyiksa anak bisa saja terjadi karena orang tuanya tidak mengetahui bagaimana cara menjadi orang tua yang baik.

Ditambahkannya, tapi bisa pula apa yang terjadi pada anak merupakan perlakuan yang sama seperti apa yang orang tuanya pernah alami semasa kecil. ‘’Bisa pula karena mereka sedang ada masalah berat seperti masalah ekonomi,” kata Ine.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement