REPUBLIKA.CO.ID, Jika orang tua mencurigai anak terkena kanker, sebaiknya segera membawanya ke rumah sakit. Upaya awal yang diambil para dokter tergantung dari gejala yang timbul.
Bila seorang anak dicurigai leukimia, akan dilakukan pengambilan sumsum tulang dan cairan dari punggung. “Tujuannya untuk melihat langsung tempat diproduksinya sel darah merah, sel darah putih, dan trombosit,” ujar dokter spesialis onkologi anak dr Edi Setiawan Tehuteru SpA (K) MHA.
Sementara itu, tujuan pengambilan cairan dari punggung, yakni untuk melihat apakah sel-sel darah putih yang jahat sudah menyebar sampai ke otak atau belum. Hal ini perlu diketahui karena berkaitan dengan pengobatan yang akan diambil.
Menurutnya, orang tua tidak perlu meng khawatirkan anaknya yang akan menghadapi tindakan medis tersebut. Pasalnya, anak akan ditidurkan terlebih dulu untuk menghindari trauma.
Kasubdit Penyakit Kanker Kementerian Kesehatan RI dr Niken Wastu Palupi MKM memperkirakan, ada 175.300 kasus kanker baru pada anak setiap tahunnya.
“Data dari Rumah Sakit Kanker Dharmais pada 2006 proporsi kanker anak hanya dua hingga tiga persen, tapi pada 2010 meningkat menjadi lima hingga tujuh persen,” ujarnya. Sekitar 96.400 kasus berakhir dengan kematian karena kanker ditemu kan pada stadium lanjut.
Penanganan anak-anak yang terkena kanker sudah tercantum dalam Program Kanker secara Paripurna. Program ini sebenarnya merupakan tanggung jawab dari pemerintah, hanya saja perlu disadari bahwa pemerintah belum mampu memenuhi semua kebutuhan anak-anak penderita kanker di Indonesia.
Untuk itu, Niken mengimbau peran serta pihak swasta dan masyarakat untuk samasama membantu menangani para anak penderita kanker.