REPUBLIKA.CO.ID, ICT Watch menyatakan, anak-anak bukan sekadar penikmat internet, melainkan juga berpotensi besar menjadi korban. “Ini yang perlu diantisipasi oleh orang tua agar pola internet anak tetap sehat,” ujar Frenavit Putra dari ICT Watch.
Frenavit berujar, banyak langkah antisipasi yang bisa dilakukan oleh orang tua agar anak tidak memasuki dunia internet yang sakit. Frenavit bersama rekan-rekannya di ICT Watch pun meramu sembilan tips yang merangkum cara menjaga anak-anak tetap aman di dunia maya.
Pertama, orang tua harus melibatkan diri pada aktivitas anak di intenet. Pantau dan cari apa yang anak lakukan di dunia maya. Kedua, buatlah aturan berinternet. Bicarakan dengan anak tentang hal yang patut dan tidak di internet. Berikan gambaran terburuk, lalu sepakati konsekuensi apa yang akan diterima anak bila melanggar.
Ketiga, ajarkan anak-anak untuk melindungi privasi dengan tidak memberikan data pribadi kepada pihak luar. Menurut Frenavit, mencantumkan ragam informasi pribadi di situs Facebook sama dengan memberikan KTP kita kepada orang lain. “Dengan data itu, menjadi bekal bagi pihak-pihak tidak bertanggung jawab,” katanya.
Orang tua perlu menekankan kepada anak agar tidak memberikan nama, nomor telepon, alamat e-mail, alamat rumah, sekolah, atau foto tanpa izin. Termasuk, membuka e-mail dari alamat yang tidak dikenal, merespons pesan yang mengganggu. “Bertemu dengan seseorang yang dikenal hanya melalui internet,” ujar Frenavit.
Keempat, jangan abaikan lokasi. Dalam hal ini, lokasi komputer yang biasa digunakan untuk akses internet diletakkan di ruang utama. Menurut Frenavit, anak semakin tenggelam di dunianya ketika mendapatkan privasi lebih.
Kelima, jadilah sahabatnya. Jangan melarang keras anak untuk tidak melakukan ini atau itu di internet. Orang tua sebaiknya memberikan kenyamanan agar anak menceritakan semua yang dihadapi di internet. Sehingga, anak tidak menanggung sendiri apa yang dijumpainya di internet. Apalagi, terkait bullying.
Keenam, bekerja sama dengan ISP.Ini memang menjadi gerbang paling serius dalam menghambat anak agar tidak memasuki situs-situs yang belum pantas dikunjunginya. Kontaklah penyedia layanan internet. Tanyakan apakah mereka memiliki parental control gratis yang bisa diakes. Jika jawabannya ya, segera aktifkan software-nya di komputer anak.
Ketujuh, maksimalkan browser Anda. Bila jawaban berbeda diberikan ISP dalam tips di atas, atur saja browser Anda. Ragam penyaring disediakan oleh alat pencari di komputer anak. Misalnya di Internet Explore, ada program content advisor yang bisa dijumpai di tools. Masuk saja ke Internet Options, lalu ke Content. Ini akan menyaring situs dari bahasa, seks, dan kekerasan.
Delapan, atur mesin pencari. Lebih mudah lagi, masuk ke mesin pencari semisal Google. Klik di Preference/ SafeSearch Filtering. Ketika diaktifkan maka anak tidak bisa masuk ke situs yang berkonten seksual.
Terakhir, kenali situs yang aman sesuai usianya. Berikan anak referensi untuk mengunjungi situs yang dirasa pantas dan perlu diketahuinya. Seperti, soal edukasi bermain, film, musik, dan ilmu pengetahuan. Dengan ini, anak akan terarahkan dalam internet.
“Orang tua memilki peranan penting, tantangan lebih meluas ketika anak ‘bermain’ di dunia maya. Untuk itu, banyak jurus yang perlu diterapkan agar anak tetap berinternet sehat,” kata Frenavit.