Kamis 13 Mar 2014 16:27 WIB

Kaitan Pencernaan Anak dan Kesehatan Buah Hati

Rep: Desy Susilawati/ Red: Indira Rezkisari
Teliti makanan dan minuman anak demi kesehatan saluran cernanya.
Foto: Andy Wong/AP
Teliti makanan dan minuman anak demi kesehatan saluran cernanya.

REPUBLIKA.CO.ID, Dua penyakit yang paling sering diderita balita Indonesia adalah radang paru dan diare.

Menurut Survei Kesehatan Rumah Tangga pada 2010 yang dilakukan Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI, penyakit yang sering dialami balita, yakni radang paru dan diare.

“Kedua penyakit tersebut berhubungan dengan kekebalan tubuh anak (imunitas),” ujar dokter spesialis anak tumbuh kembang Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI), Dr dr Hartono Gunardi SpA(K).

Dokter Hartono menjelaskan, sekitar 80 persen sel imun tubuh terdapat pada saluran cerna atau dikenal dengan Gut Associated Lymphoid Tissue (GALT). Di dalam saluran cerna juga terdapat 100 triliun bakteri yang merupakan mikroflora penghuni usus yang juga bermanfaat dalam proses imunitas saluran cerna.

“Oleh karena itu, orang tua perlu teliti dalam memilih makanan dan minuman untuk anak, termasuk susu pertumbuhan, terutama dalam melihat kandungan nutrisi untuk kesehatan saluran cernanya,” ujarnya.

Pakar Gizi Medik dari FKUI, Dr dr Saptawati Bardosono MSc, menambahkan bahwa imunitas adalah benteng pertahanan manusia dari serangan bakteri atau virus yang dapat menyebabkan penyakit. Dan, organ yang memiliki fungsi imunitas terbesar dalam tubuh, yakni saluran cerna.

“Jadi, jika saluran cerna anak sehat, sistem imun anak pun akan optimal. Dengan demikian, anak tidak akan mudah sakit dan pertumbuhan dan perkembangannya menjadi optimal,” kata dokter yang akrab disapa Tati ini.

Menurutnya, untuk mendukung tumbuh kembang yang optimal, anak membutuhkan nutrisi dan stimulasi. Nutrisi didapat dari makanan yang masuk ke tubuh melalui saluran pencernaan.

Prosesnya, makanan masuk lewat mulut. Kemudian makanan dicerna, dikunyah, dan dilumatkan oleh gigi dan air liur. Setelah hancur, makanan akan masuk ke kerongkongan, kemudian turun, proses pencernaan makanan berlanjut di lambung dan usus.

Di sanalah terjadi penyerapan zat gizi. Dan, sisanya yang tidak terserap akan masuk ke usus besar, lalu dikeluarkan melalui feses.

Proses pencernaan makanan ini panjang dan melibatkan banyak saluran cerna. Oleh sebabnya, jika salah satu organ yang terlibat tidak berfungsi dengan baik atau saluran cerna tidak sehat, daya tahan tubuh seseorang akan turun.

Makanan sehat yang dikonsumsi anak akan diserap oleh tubuh dan digunakan untuk proses tumbuh kembangnya. Jika anak mengalami gangguan saluran cerna, seperti diare, konstipasi, maupun gangguan lainnya, maka zat gizi dalam tubuh menjadi tidak seimbang.

Ini merupakan dampak dari tubuh yang tidak mampu menyerap gizi dengan sempurna.

Ketidakseimbangan zat gizi dalam tubuh akan mengganggu tumbuh kembang anak sekaligus menghambat kecerdasan anak. “Saluran cerna yang sehat akan membuat kerja otak menjadi maksimal karena zat gizi baik yang diserap tubuh,” ujarnya.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement