Kamis 10 Apr 2014 18:24 WIB

Pentingnya Membekali Diri Sebelum Jadi Orang Tua

Perawat menggendong bayi yang baru lahir.   (ilustrasi)
Foto: Republika/Edwin Dwi Putranto
Perawat menggendong bayi yang baru lahir. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, Menjadi orang tua baru merupakan jabatan yang memerlukan persiapan. Betul, tak ada buku panduan tentang bagaimana menjadi ibu atau ayah yang benar.

Tapi, hanya dengan mencoba memelajarinya orang tua baru bisa mendapatkan informasi yang dibutuhkan dengan optimal.

Berdasarkan data Kemenkes 2013, hanya 24,2 persen Rumah Sakit dan 45 persen Puskesmas yang melaksanakan konseling dan edukasi terkait pelayanan kesehatan pada saat kunjungan kehamilan. Dan terdapat 45 persen keluarga yang mengaku mendapat penjelasan tanda bahaya pada kehamilan saat kunjungan.

Kedua data tersebut menunjukkan bahwa peran tenaga kesehatan dalam memberikan informasi dan konseling kurang maksimal.

Selain itu, fakta yang terjadi masih banyak dijumpai masalah kesehatan ibu yang berhubungan dengan kurangnya pengetahuan dan kemampuan ibu dalam melakukan perawatan diri baik selama kehamilan, melahirkan dan masa nifas. Ibu hamil tidak mampu mengambil tindakan yang tepat karena tidak mengetahui tanda bahaya kehamilan.

Ibu yang sedang melahirkan seringkali tidak mampu mengikuti instruksi dengan baik karena belum pernah mendapatkan pembelajaran tentang teknik-teknik melahirkan dengan tepat. Sementara ibu yang sudah melahirkan juga belum siap untuk memberikan perawatan yang baik bagi bayinya karena kurangnya pengetahuan dan keterampilan merawat bayi.

Dokter anak dr Wiyarni Pambudi, dalam acara New Parent Academy bebarapa waktu lalu, merasa orang tua zaman sekarang yang diberikan kemudahan mendapat akses informasi harusnya lebih cermat. Konsultasi medis dengan dokter memang penting, tetapi orang tua harus menjadi garda terdepan jika anaknya sakit.

Dokter memiliki ilmu untuk mengobati, namun orangtua harus memiliki intuisi dan pengamatan yang cermat dalam melihat tanda-tanda sakit pada anak. Sehingga kombinasi keduanya lah yang menentukan cara pengobatan terbaik terhadap anak.

“Saya menegaskan bahwa orang tua mengetahui yang terbaik untuk anak-anaknya. Kapan waktu yang tepat untuk pergi ke dokter, tindakan apa yang harus dilakukan dan apakah obat yang tepat yang rasional diberikan”, katanya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement