REPUBLIKA.CO.ID, Ketika keinginan untuk mengangkat anak muncul, orang tua disarankan untuk memikirkan segala sesuatunya dengan sangat matang. Menghadirkan anak dalam kehidupan sebuah keluarga tak selalu mudah. Apalagi jika anak tersebut tak datang dari rahim sendiri.
Psikolog dari Lembaga Psikologi Terapan UI Vera Itabiliana Hadiwidjojo menyarankan agar suami-istri memikirkan ide adopsi secara matang. Sejak awal, keduanya harus mempersiapkan diri.
“Yakinkan apakah betul ini yang diinginkan,” sarannya.
Setelah hati mantap, tentukan tujuan mengadopsi anak. Tujuannya harus dibicarakan dan disepakati bersama sejak awal. Sebab, ini adalah komitmen jangka panjang.
Jangan sampai alasan adopsi karena kepentingan diri sendiri atau egois. “Alasan haruslah demi kebaikan anak,” ujar Vera.
Jika komitmen sudah terbentuk, pasangan suami-istri dapat melanjutkan usahanya untuk mengadopsi anak. Vera menyarankan agar mengadopsi anak dilakukan pada anak yang masih bayi atau di bawah lima tahun.
Pada usia ini, akan lebih mudah menyatukan antara orang tua angkat dan anak angkat. Orang tua dan anak angkat membutuhkan attachment.
Lalu, ketika sudah mengadopsi anak, sebaiknya kapan anak bisa diberi tahu kalau dia anak angkat? Kebanyakan orang tua angkat di Indonesia memilih untuk menutup-nutupi status anak. Padahal, anak angkat seharusnya dibiasakan dengan status adopsinya sedini mungkin atau sejak hari pertama dia diadopsi.
Buatlah status adopsi ini sebagai sesuatu yang positif, bukan hal negatif, apalagi aib yang harus ditutupi. Jelaskan kepada anak bahwa mereka memiliki dua orang tua yang menyayangi mereka.
“Katakan kalau anak adopsi adalah anak-anak istimewa,” ujar Vera.
Bagaimana cara pengondisiannya? Vera menjelaskan, langkahnya bisa dilakukan melalui cerita-cerita anak adopsi. Misalnya, dengan fabel tentang hewan A yang diasuh oleh hewan B. Ini bisa menggunakan media buku cerita dan lainnya.
“Selain itu, pengondisian anak sebagai anak angkat bisa dilakukan dengan santai dan menjadi bagian keseharian mereka,” kata Vera.
Selain itu, orang tua juga bisa mengambil foto kegiatan anak saat di panti saat anak bermain dengan teman-temannya di panti atau saat hendak dibawa ke rumah untuk menjadi anak adopsi. Buatlah foto tersebut menjadi satu album, seperti riwayat perjalanan anak saat masih di panti kemudian menjadi anak angkat. Jelaskan kepada anak melalui cerita di foto tersebut.