REPUBLIKA.CO.ID, Mengadopsi anak mungkin memunculkan masalah ketika status anak ditutupi. Anak lalu mendengarnya dari kasak-kusuk orang lain.
Akhirnya, justru anak jadi tersakiti. Anak merasa dibohongi, lalu ia akan berpikir negatif, mengapa orang tua aslinya tidak merawatnya.
Masalah lain yang bisa timbul pada kemudian hari adalah kehamilan yang terjadi setelah adopsi. Psikolog dari Lembaga Psikologi Terapan UI Vera Itabiliana Hadiwidjojo menyarankan agar mereka juga menetapkan komitmen sejak awal.
Perlakukan anak angkat dan anak kandung dengan sama rata. “Jangan ada yang berat sebelah.”
Perlakuan yang berbeda justru akan berdampak buruk. Bukan hanya bagi anak angkat, melainkan juga bagi anak kandung.
Anak angkat akan menjadi negatif pikirannya dan anak kandung justru menjadi merasa diistimewakan.
Selain itu, tidak bisa dimungkiri jika sebagian anak angkat juga memiliki tabiat yang kurang baik. Menurut Vera, ini adalah hal wajar.
Anak angkat bisa saja mengalami luka batin lantaran menduga-duga alasan orang tua kandungnya tidak mengasuhnya. “Mereka akan sakit hati memikirkan kemungkinan apakah memang ayah ibunya tidak sanggup membiayai atau justru mereka tidak diinginkan oleh orang tua kandungnya.”
Ketika sudah memiliki keluarga baru, bukan mustahil mereka akan menguji orang tua angkatnya. Mereka ingin tahu sejauh apa orang tua angkatnya menyayanginya.
Akhirnya, anak-anak ini menjadi tidak tenang, pencemas, dan merasa tidak disayang, kemudian akan memunculkan perilaku bermasalah, banyak ulah, dan mencari perhatian.
Karena itu, mesti ada usaha ekstra mengasuh anak adopsi. Itulah yang perlu dipahami dan dibahas dalam komitmen awal.