REPUBLIKA.CO.ID, Dari segi keuangan, Oktavia Wijaya MM CFP melihat fenomena yang sama tentang kecenderungan anak menjadi konsumtif. Di lain sisi, perencana keuangan dari Mitra Rencana Edukasi (MRE) ini menemukan sebagian anak lain yang sudah mulai sadar mengenai perencanaan keuangan sejak dini.
“Anak yang tidak konsumtif kelak tak akan membelanjakan semua penghasilannya untuk hal-hal yang diinginkan dan luput menyisihkan uang untuk ditabung.”
Pola hidup konsumtif biasanya dapat terpantau sejak anak mulai usia sekolah. Saat itu, pada umumnya mereka sudah diberi kepercayaan oleh orang tua untuk mengelola sendiri uang jajannya. Cara mereka mengelola uang jajan mencerminkan kedewasaan finansialnya.
Oktavia menjelaskan, pola hidup konsumtif muncul akibat pengaruh lingkungan, termasuk teman, kakek, nenek, saudara, film, ataupun guru. Pengaruh paling besar datang dari orang tua. “Ayah dan ibu yang bijaksana akan dengan sengaja mengajarkan anak cara mengelola keuangan yang baik,” ujar dia.
Agar anak tidak berpola konsumtif, sebaiknya orang tua memberikan pengertian dan pengetahuan kepada anak mengenai pentingnya mengelola keuangan dengan baik. Selain itu, implementasi juga tak kalah penting.
Mulailah dengan hal sederhana. “Orang tua bisa mengondisikan anak dengan memberikan uang jajan yang sesuai dengan kebutuhan anak,” saran Oktavia.
Tahap berikutnya, ajarkan anak untuk menabung dan berinvestasi. Coba berikan uang jajan yang lebih banyak kepada anak. Sebelum memberikan semuanya kepada anak, buat kesepakatan agar anak mau menyisihkan sejumlah uang terlebih dahulu. Potong uang jajannya di awal untuk ditabung dan diinvestasikan. Berikan informasi perkembangan tabungan dan investasi anak setiap bulannya.
Orang tua harus mengajarkan anak untuk menabung secara rutin sehingga menjadi kebiasaan. Tabungan tersebut dapat dialokasikan ke instrumen investasi, seperti deposito, emas, atau reksa dana. Dengan langkah ini, diharapkan anak dapat lebih memahami cara mengoptimalkan dana yang ada dan tak terbiasa menghamburkan uang.
Pada akhirnya, anak akan menjadi bersemangat melihat hasil yang diperoleh dari uang yang tak dibelanjakannya. “Anak akan merasakan secara nyata pentingnya menabung dan berinvestasi,” jelas Oktavia.
Selain itu, ajarkan pula anak untuk menjadi konsumen cerdas. Bimbing ia agar bisa membedakan kebutuhan dan keinginan. Ajarkan anak mengalokasikan dana pengeluaran tiap bulan terlebih dulu untuk kebutuhan, baru sisanya dapat digunakan untuk keinginan. "Memang tidak mudah memulai, tetapi sekali kebiasaan terbentuk, akan semakin mudah menjalaninya," ujar Oktavia.