Sabtu 05 Jul 2014 10:43 WIB

Ulama: Pendidikan dan Kekhusukan Shalat Sama Pentingnya Buat Anak

Belajar shalat
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Belajar shalat

REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Ulama Sumatra Barat (Sumbar) Buya Masoed Abidin berpendapat pendidikan agama lebih dini dengan membawa anak-anak untuk melaksanakan shalat di Masjid maupun Mushalla, dan kekhusukan jamaah dalam beribadah adalah sama-sama penting.

"Membawa anak-anak ke Masjid untuk Shalat berjamaah, dan menjaga kekhusukan jamaah dalam Shalat itu sama pentingnya. Jadi tidak ada yang bisa didahulukan, atau pun dikebelakangkan di antaranya," katanya di Padang, Sabtu (5/7).

Sehingga, tidak mengajak anak-anak untuk melaksanakan ibadah ke Masjid dengan alasan takut akan mengganggu kekhusukan jamaah lain dalam Shalat tidak bisa dijadikan alasan. Lebih jauh, mantan Ketua Majelis Ulama (MUI) Sumbar itu menerangkan mengajak anak-anak ke masjid adalah bentuk pelajaran agama bagi anak. Yang memang dianjurkan dalam Islam untuk dimulai sejak usia dini.

Namun para orang tua harus melakukan pengawasan kepada anak-anak mereka, agar jangan sampai mengganggu jamaah lain dalam beribadah. Ia mengutarakan beberapa langkah yang dapat dilakukan para orangtua, pertama adalah penempatan posisi anak saat Shalat berjamaah.

Ia menyebutkan untuk anak laki-laki sebaiknya diposisikan di samping orangtua laki-laki. Sedangkan anak perempuan posisinya tetap, yaitu di depan shaf perempuan dewasa. "Jika penempatan shaf anak laki-laki berada di belakang jamaah dewasa, dikhawatirkan akan ribut, maka sebaiknya posisikan mereka di samping orang tua laki-laki. Sehingga anak tetap bisa diawasi," katanya.

Selain itu, lanjutnya, orang tua juga wajib memberikan semacam evaluasi, sepulangnya membawa anak ke Masjid. Baik itu berupa teguran untuk kesalahan, ataupun memberikan pembelajaran ilmu untuk anak. "Sebelum berangkat ke Masjid, orang tua harus memberikan pelajaran, begitu pun setelah pulangnya. Agar anak memiliki pengetahuan dalam melaksanakan Shalat berjamaah," katanya.

Pada bagian lain, hal ini terkait beberapa kejadian pada saat pelaksanaan Shalat Isya, maupun Tarawih pada bulan Ramadhan. Dimana beberapa anak sering bergurau saat pelaksanaan Shalat, dan mengganggu kekhusukkan jamaah dalam Shalat. Sehingga muncul perkataan di masyarakat bahwa lebih baik tidak mengajak anak ke Masjid atau Mushalla, karena akan mengganggu kekhusukan jamaah lain.

Salah seorang warga, Muhammad Nur (49) mengatakan mengajak anak Sholat berjamaah ke Masjid adalah sebagai pelajaran agama agar dia dapat belajar melaksanakan kewajiban ke pada Allah sejak dini.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement