Rabu 30 Jan 2013 12:08 WIB

Menemukan Rumah Masa Depan, Seperti Apa?

Rep: Desy Susilawati/Nora Azizah/ Red: Endah Hapsari
Rumah baru/ilustrasi
Foto: blog.rumah.com
Rumah baru/ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, Mencari rumah itu pekerjaan yang gampang tapi susah. Ibarat mencari jodoh, begitu pendapat sejumlah orang. Tak heran jika ada pasangan yang harus menanti bertahun-tahun untuk mendapatkan hunian terbaik. Bagaimana dengan Anda?

Idealnya, setelah menikah, setiap pasangan pindah ke rumah sendiri. Meskipun demikian, ada saja kendala yang merintangi terpenuhinya kebutuhan tersebut. “Pada istri yang merupakan anak bungsu, misalnya, sering kali diminta untuk tetap tinggal di rumah orang tua,” kata konsultan pernikahan Indra Noveldy.

Tak perlu gengsi tinggal bersama orang tua. Dengan berbagi beban pengeluaran, pasangan muda malah bisa menabung. Penghasilannya tak perlu keluar untuk membayar kontrakan.

Menolak permintaan orang tua tidaklah bijak. Pasangan baru sebaiknya melihat situasi dan kondisi sebelum memutuskan membeli rumah sendiri. “Penuhi keinginan orang tua seraya menyiapkan diri, setidaknya sampai lima tahun pertama pernikahan,” saran Indra. Lebih dari lima tahun, pasangan suami istri sangat mungkin menjadi keasyikan dengan kenyamanan tinggal di rumah orang tua. Terlebih, jika orang tua termasuk kalangan berada. “Jadinya seperti nebengfasilitas, tak pusing dengan biaya kebutuhan sehari-hari yang memang sudah ditanggung orang tua,” ungkap Indra.

Semapan apapun orang tua, pasangan muda tak patut lepas tanggung jawab atas penge luaran keluarga kecilnya. Minimal bayarlah uang listrik atau jasa pembantu. Ketika virus kenyamanan itu menginfeksi, akan sulit untuk menumbuhkan niat hidup mandiri. Orang tua juga lebih berat melepas anaknya pisah rumah. “Semestinya, dari awal menikah, komunikasikan dengan santun kepada orang tua bahwa Anda tak selamanya tinggal bersama,” saran Indra.

Sebetulnya, tinggal bersama atau terpisah dari orang tua tidak terlalu berpengaruh pada kelanggengan rumah tangga. Indra malah pernah menangani beberapa kasus pasang an yang kerap bertengkar di depan orang tua atau mertua. "Tidak ada rasa peduli atau hormat karena kehadiran orang tua dianggap sudah biasa.”

Agar terhindar dari bencana pernikahan seperti itu, Indra mengimbau agar tiap pasang an memperlancar jalur komunikasi. Keharmonisan harus dijaga, termasuk dengan mertua atau orang tua. Kunci kelanggengan ada di diri tiap pasangan, di manapun mereka tinggal. “Andaikan terjadi konflik, sikapi dengan bijaksana.”

Kala tinggal bersama orang tua, janganlah segan bertegur sapa. Jalinlah komunikasi yang intensif. Membangun suasana harmonis dalam rumah akan menjadikannya laksana surga. Anggaplah mertua sebagai orang tua sendiri, jangan membedakan.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يٰبَنِيْٓ اٰدَمَ لَا يَفْتِنَنَّكُمُ الشَّيْطٰنُ كَمَآ اَخْرَجَ اَبَوَيْكُمْ مِّنَ الْجَنَّةِ يَنْزِعُ عَنْهُمَا لِبَاسَهُمَا لِيُرِيَهُمَا سَوْاٰتِهِمَا ۗاِنَّهٗ يَرٰىكُمْ هُوَ وَقَبِيْلُهٗ مِنْ حَيْثُ لَا تَرَوْنَهُمْۗ اِنَّا جَعَلْنَا الشَّيٰطِيْنَ اَوْلِيَاۤءَ لِلَّذِيْنَ لَا يُؤْمِنُوْنَ
Wahai anak cucu Adam! Janganlah sampai kamu tertipu oleh setan sebagaimana halnya dia (setan) telah mengeluarkan ibu bapakmu dari surga, dengan menanggalkan pakaian keduanya untuk memperlihatkan aurat keduanya. Sesungguhnya dia dan pengikutnya dapat melihat kamu dari suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka. Sesungguhnya Kami telah menjadikan setan-setan itu pemimpin bagi orang-orang yang tidak beriman.

(QS. Al-A'raf ayat 27)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement