Senin 25 Feb 2013 12:23 WIB

Anak SD Ikut Kelas Akselerasi, Cocok Tidak?

Rep: Nina Chairani/ Red: Endah Hapsari
Kelas akselerasi/ilustrasi
Foto: why-t-v.com
Kelas akselerasi/ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, Wijaya Kusuma, pengajar di SMP Labschool Rawamangun, Jakarta, mengajar di kelas program akselerasi sejak dari awal sekolah ini membuka program tersebut, yaitu 1998. Berbagai pengalaman unik pun pernah dialaminya ketika membimbing siswa-siswanya yang duduk di kelas cepat ini.

 

Salah satunya adalah ketika mengajar siswa yang berasal dari kelas akselerasi di SD. Wijaya melihat anak tersebut agak ketinggalan dibandingkan teman-temannya. "Beberapa hal dasar yang seharusnya didapatkan di SD, ia tak menguasainya," ujarnya.

Dari pengalamannya sejauh ini, Wijaya melihat kelas akselerasi kurang cocok diterapkan di SD. Pengajaran di SD berbeda dengan pengajaran di SMP di mana hal-hal pemahaman dasar memang seharusnya dimatangkan di sana. Jika tidak, anak bisa keteteran untuk memahami kelanjutan materi di tingkat sekolah selanjutnya. "Kalau di SMP memang cocok, tapi kalau di SD jangan dululah," sarannya.

Apakah bisa seorang anak yang sudah duduk di kelas akselerasi masuk kembali ke kelas normal? Menurut Wijaya, itu mungkin saja bisa terjadi. "Namun, jarang, di sekolah kami sejak dari awal ada program aksel belum pernah ada kasus seperti itu," ujar guru yang mengajar mata pelajaran TIK ini.

Meski begitu, hal tersebut mungkin saja bisa terjadi. Penyebabnya, salah satu contoh yang dituturkannya, bila si anak jatuh sakit. Namun, Wijaya menambahkan, biasanya kasus tersebut bisa tertolong dengan program layanan remedial yang diadakan di sekolah. Ketertinggalan nilai bisa dikejar lewat program ini. Jadi, kemungkinan sang anak kemudian balik lagi ke kelas biasa, bisa terhindarkan.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement