Selasa 26 Feb 2013 09:08 WIB

Bila Anak Jadi Korban Pelecehan Seksual

Pelecehan seksual terhadap anak (ilustrasi)
Pelecehan seksual terhadap anak (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, Pelecehan seksual yang berat (pemerkosaan) memberi dampak psikologis dan fisik yang buruk bagi anak yang menjadi korbannya. Selain memberi efek trauma pemerkosaan dapat menyebabkan anak memiliki memori tentang aktivitas yang pernah dialami dan seperti menginginkan kembali. Pada beberapa kasus, anak jadi sering melakukan masturbasi.

Sikap yang harus dilakukan oleh orang tua atau orang dewasa di sekitar anak adalah memberi pendampingan pada anak. Kegiatan yang dapat dilakukan adalah dengan menerima perasaan marah atau benci anak pada pelaku pelecehan seksual. 

Dengan sikap menerima tanpa memojokkan anak dengan nasihat-nasihat seperti ''Makanya Mama bilang juga apa. Jangan main sama orang itu!'' atau ''Kamu sih tidak menurut nasihat Mama'', dan sebagainya. Dengan sikap menerima, anak akan terbuka dan mau menceritakan tentang pengalaman buruk yang dialaminya. Dengan demikian orang tua dapat mengetahui siapa pelaku sebenarnya. 

Hal kedua yang dapat dilakukan adalah setelah anak merasa lebih baik --ia tidak merasa takut lagi atau sedih-- orang tua memberi kegiatan pada anak yang dapat menyibukkan dia sehingga secara perlahan anak dapat melupakan kejadian yang pernah ia alami. Dengan demikian, dorongan-dorongan untuk melakukan masturbasi tidak muncul. 

Namun, jika anak sudah telanjur melakukannya dan secara terbuka, orang tua atau guru harus memberi pemahaman pada anak tentang buruknya perbuatan masturbasi dan efek-efek yang mungkin ditimbulkannya. Pada anak perempuan terutama dapat menyebabkan infeksi pada alat reproduksinya karena masuknya kuman ke dalam vagina. 

Guru dapat mengajak anak ngobrol pada saat istirahat atau pada waktu yang sudah disepakati dengan orang tua atau wali kelas seperti sepulang sekolah. Hindari sikap memojokkan anak karena anak akan menjadi tertutup dan sulit menerima pelajaran atau nasihat yang ibu guru berikan. 

Hindari pula membicarakan masalah anak dan proses konseling yang sedang dilakukan agar anak tidak diolok-olok oleh anak lain. Gunakan bahasa yang dapat dipahami anak sehingga anak dapat mencerna nasihat Anda dan melakukan perubahan tingkah laku. 

Kepada anak-anak lain yang dengan jelas melihat kegiatan masturbasi temannya dapat Ibu alihkan perhatiannya dengan cara mengajak murid lain untuk mengerjakan tugas yang diberikan atau bercerita yang menarik perhatian sehingga mereka tidak melihat tingkah laku temannya dan tidak memberi label-label pada anak tersebut. Penting juga untuk anak-anak lain Ibu memberi pelatihan tentang kesehatan reproduksi remaja sebagai langkah preventif. 

Dengan pemahaman yang baik tentang pentingnya menjaga diri, menutup bagian tubuh yang tidak boleh diperlihatkan kepada orang lain (kesopanan seksual) serta sentuhan yang buruk, mudah mudahan anak anak yang lain terhindar dari pelecehan seksual oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab. 

 

sumber : Konsultasi
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement

Komentar

Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement