Rabu 27 Feb 2013 09:07 WIB

Biarkan Anak-Anak Bermain di Luar Rumah, Ini Manfaatnya

Rep: Nina Chairani/ Red: Endah Hapsari
Keceriaan para bocah ketika bermain air/ilustrasi (Republika/Aditya)
Keceriaan para bocah ketika bermain air/ilustrasi (Republika/Aditya)

REPUBLIKA.CO.ID, Jangan sekap anak di dalam rumah terus-menerus. Sebuah penelitian di 55 sekolah di Sydney, Australia menemukan, anak-anak yang menghabiskan waktu lebih banyak di luar rumah cenderung memiliki lebih kecil peluang terkena rabun jauh.

Rabun jauh alias miopia semakin menjadi umum terjadi dalam beberapa dasawarsa terakhir. Banyak kita temukan anak-anak berkacamata minus.

Penelitian baru dari University of Sydney mengungkap bahwa faktor seperti membaca jarak dekat dan belajar intensif bisa mengarah individu pada miopia. Tapi, bermain di luar rumah bisa membantu anak melindungi dari pengaruh rabun jauh ini.

Para peneliti meneliti 1.765 anak berusia enam tahun dan 2.367 anak berusia 12 tahun. Hanya 1,5 persen dari anak usia enam tahun yang myopi, tapi 12,8 persen pada anak yang lebih besar. Kedua kelompok usia itu menghabiskan sekitar 2,3 jam di luar rumah tiap harinya.

Faktor waktu yang digunakan di luar tidak berhubungan secara signifikan dengan prevalensi myopia di antara anak usia enam tahun. Begitu juga jumlah kegiatan yang menggunakan jarak pandang dekat yang mereka lakukan.Tapi, lain halnya di antara anak usia 12 tahun. Mereka yang setiap harinya menghabiskan waktu lebih dari 2,8 jam di luar umumnya cenderung lebih sedikit yang terkena miopia ketimbang teman mereka yang menghabiskan lebih banyak waktu di dalam ruangan. 

Anak-anak yang setiap harinya menghabiskan waktu kurang dari 1,6 jam di luar dan lebih dari 3,1 jam melakukan kegiatan dengan jarak pandang dekat berpeluang 2-3 kali menderita rabun jauh dibandingkan anak yang melakukan kegiatan berlawanan. Yakni, anak yang menghabiskan sebagian besar waktunya di luar dan sedikit waktu berkegiatan dengan jarak pandang dekat.

Para peneliti masih belum jelas tentang penjelasan secara pasti tentang kaitan berada di luar bisa melindungi mata. Tapi, mereka percaya pemaparan pada sinar matahari berefek memelihara pengeluaran dopamin yang dikenal melambatkan pertumbuhan mata. Miopia disebabkan pertumbuhan mata secara berlebihan.

Dr Kathryn Rose, dari fakulitas sains kesehatan University of Sydney mengatakan, hasil penelitian itu sejalan dengan sebuah studi di AS yang menemukan olahraga outdoor bersifat protektif. 

''Kendati begitu, penelitian kami menunjukkan bahwa hal yang krusial adalah berada di alam terbuka, apa pun kegiatan yang Anda lakukan,'' kata Dr Rose. ''Hasil kami menunjukkan bahwa efek protektif berada di luar terus ada bahkan bila anak melakukan banyak pekerjaan dengan pandangan dekat seperti membaca dan belajar.''

Dari hasil yang mereka peroleh, para peneliti pun memberikan saran pada orangtua. ''Cobalah yakinkan anak Anda melakukan sesuatu di luar karena kami mempunyai bukti bahwa lebih banyak waktu yang mereka lakukan di luar, kurang kecenderungannya mereka terkena miopia,'' kata mereka, ''Ini benar, bahkan bila mereka juga melakukan banyak pekerjaan jarak pandang dekat seperti membaca dan belajar. Dan juga, tambahnya, orangtua harus yakin anak mereka mengenakan topi dan tabir surya.''

Profesor Paul Mitchell dari Centre for Vision Research and Westmead Millennium Institute, yang juga terlibat dalam penelitian ini mengatakan, hasil penelitian itu seharusnya digunakan untuk masukan bagi kebijakan kesehatan publik.

''Mempromosikan kegiatan outdoor bagi orangtua dan keluarga, dan termasuk kurikulum di luar ruangan dalam porsi lebih banyak bagi sekolah, bisa menjadi ukuran kesehatan publik. Ini penting untuk menghindari perkembangan myopia,'' kata Mitchell. 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement