Kamis 28 Feb 2013 15:17 WIB

Duh, Si Kecil Kok Bicara 'Kotor' Ya?

Rep: Reiny Dwinanda/ Red: Endah Hapsari
Diskusi keluarga yang hangat membantu meluruskan persepsi anak/ilustrasi
Foto: sheknows.com
Diskusi keluarga yang hangat membantu meluruskan persepsi anak/ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, Kata-kata yang tak pantas kerap mampir ke telinga anak me lalui obrolan orang di sekitarnya ataupun tayangan TV. Ironisnya, anak juga bisa terpapar lewat buku. Tak terkecuali, buku pelajarannya. Seperti Lembar Kerja Siswa (LKS) Pendidikan Lingkungan Budaya Jakarta (PLBJ) yang kasusnya mencuat beberapa waktu lalu.

Ketika sesuatu yang tak pantas telanjur menambah kosa kata anak, apa yang dapat orang tua lakukan? Psikolog Ike R Sugianto menyarankan agar orang tua membangun ikatan yang kuat dengan putra-putrinya. Ikatan tersebut bisa dibangun sejak anak lahir. “Ini akan membentuk keterbukaan anak pada orang tua,” jelasnya.

Anak yang terbuka akan mencari orang tua sebagai rujukan utama. Dia tak akan merasa segan bertanya ketika ada sesuatu yang mengusik nalarnya. “Sebaliknya, orang tua juga bisa dengan mudah mena nyakan apa saja kepada anaknya,” komentar psikolog dari Potentia Centre ini.

Jika ini yang terjadi, orang tua harus bijak merespons. Berikut kiatnya:

* Ketika anak mulai bertanya sebuah kata, cari tahu sejauh apa pemahaman anak. Contoh: "Menurut adik, arti kata itu apa?

* Ciptakan suasana nyaman di rumah sehingga anak bisa berdiskusi dua arah dengan orang tuanya

* Ketika anak mulai bertanya makna sebuah kata yang berkonotasi negatif, jangan pernah bereaksi berlebihan, misalnya dengan mengatakan, "Ingat ya, jangan pernah ngomong istri simpanan. Itu tidak baik." Reaksi berlebihan seperti itu bisa membuat anak terus mengingat frase tersebut.

* Saat menjawab selalu gunakan kalimat sederhana yang mudah anak mengerti. Misalnya, istri simpanan itu adalah istri yang pernikahannya tidak diketahui orang lain.

Berikan penjelasan yang singkat dan tidak perlu terlalu mendetail, mulai menggunakan kata penilaian seperti itu tindakan buruk yang tidak boleh diikuti.

* Orang tua juga kemudian bisa mengarahkan dengan balik bertanya, misalnya, dengan menanyaka apakah diam-diam saja ketika melakukan kesalahan itu termasuk perbuatan terpuji atau tidak.

* Gunakan media lain seperti dengan menggambar atau bermain peran ataupun dengan boneka agar anak bisa lebih mudah mengerti. 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement