REPUBLIKA.CO.ID, Masalah hubungan intim dengan suami seringkali merupakan masalah sensitif yang sangat sulit untuk dibicarakan. Akibatnya, mudah jadi berlarut-larut. Orang bilang kalau urusan 'tempat tidur' kurang beres, urusan lain ikut-ikut tidak beres.
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan:
1. Kenali penyebabnya.
Istri perlu mengetahui mengapa malas melayani suami. Jika istri tidak mengetahui penyebabnya, solusi pun akan sulit dicari.
2. Katakan terus terang pada suami.
Ketidakmampuan untuk mengutarakan perasaan ini sebenarnya juga dimiliki oleh banyak orang. Ini disebabkan oleh cara mereka diasuh ketika kecil dulu. Tanpa sengaja, orang tua sering lalai menidakkan perasaan anak dan tidak membolehkan anak untuk mengutarakan perasaannya terutama perasaan negatif. Bila anak sedang sedih, anak dipaksa untuk menceritakan mengapa dan apa yang terjadi.
Paksaan tersebut membuat anak menjadi tidak bisa spontan dalam mengungkap perasaan dan mengatakan yang sebenarnya sehingga seharusnya dia mengatakan bahwa saya sedih, menjadi, ''Saya pikir saya sedih.'' Hal ini terjadi bertahun-tahun menyebabkan anak tidak terbiasa dan berani mengungkapkan perasaannya. Sampaikan saja baik-baik pada suami bahwa malam ini sang istri sedang tidak mood untuk menunaikan kewajiban. Sebaiknya pesan ini disampaikan jauh sebelumnya, jangan di mana suami menunjukkan keinginannya.
3. Pahami kemarahan suami.
Jika suami bereaksi marah ketika istri menolak boleh dibilang wajar. Sperma itu diproduksi setiap hari. Kalau kantung sperma itu telah penuh perlu segera dikeluarkan. Kalau tidak melalui hubungan intim, dengan kegiatan lain seperti olahraga. Jadi, kalau istri melakukan pembatalan mendadak, di mana otak suami sudah men-set adanya penyaluran lewat hubungan intim tentu saja dia kecewa dan marah. Itulah mengapa istri perlu menyampaikan ketidaksediaan itu jauh sebelumnya dan secara langsung. Jangan menggunakan kiasan atau bahasa tubuh saja.