Jumat 26 Apr 2013 14:58 WIB

Ini Pentingnya Pendidikan Seks untuk Anak

Rep: Nina Chairani/ Red: Endah Hapsari
Ibu adalah informan penting pendidikan seksual bagi anak gadisnya. Ilustrasi
Foto: momlogic.com
Ibu adalah informan penting pendidikan seksual bagi anak gadisnya. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, Dr Boyke Dian Nugraha SpOG, seorang ginekolog dan konsultan seks, berpendapat anak-anak perlu diberikan pendidikan seks sedini mungkin. Tentu saja, materi dan cara penyampaian pendidikan seks yang diberikan kepada anak berbeda dengan orang dewasa. ''Pendidikan seks pada anak mengajarkan perubahan reproduksi pada tubuh dan perkembangan fisik, mental dan sosial si anak, terutama di masa remaja,'' kata dia.

Siapa pendidik seks yang paling baik untuk anak? Jawabnya adalah orang tua. ''Lebih baik si anak mendapat informasi dari orang tua daripada dari orang lain, agar anak tidak menerima informasi yang keliru,'' ujar dokter lulusan Universitas Indonesia (UI) ini.

Orang tua, menurut Boyke, perlu dibekali pengetahuan seputar perkembangan fisik dan mental si anak menjelang remaja. ''Pengetahuan orang tua yang kurang, akan membuat anak menerima kesalahan informasi yang dapat berakibat buruk pada kesehatan anak, terutama alat kelamin,'' tambahnya.

Boyke menjelaskan perkembangan anak mulai dari usia 8 sampai 12 tahun. Ia kemudian mengaitkannya dengan porsi pendidikan seks yang dapat diberikan orang tua. Pada usia 8-10 tahun, umumnya anak sudah dapat membedakan antara diri sendiri dan orang lain.

Dengan begitu, pada anak periode usia ini, orang tua bisa mengajarkan cara berinteraksi yang baik dengan lawan jenis. Misalnya kamar saudara laki-laki dipisahkan dengan kamar saudara perempuan atau bersikap sopan dengan lawan jenis. Mereka juga punya kemampuan menerima informasi baru, sehingga dapat dimanfaatkan orang tua untuk menjelaskan tentang proses reproduksi. ''Pada usia tersebut, ajarkan anak untuk menjaga dirinya sehingga terhindar dari pelecehan seksual yang sekarang ini sering terjadi,'' katanya.

Sedangkan, pada usia 11 sampai 12 tahun lebih, Dr Boyke menyarankan agar orang tua lebih perhatian pada perubahan yang terjadi pada si anak. ''Pada umumnya mereka memasuki masa pubertas dan banyak dari mereka takut untuk menanyakan perubahan dalam tubuh mereka pada orang tua,'' ujarnya.

Pada  usia ini, adanya hormon seks mengakibatkan pertumbuhan alat kelamin sekunder. Seperti pada wanita, pertumbuhan payudara dan berlangsungnya menstruasi. Sedang pada pria mulai terjadi pengalaman mimpi basah. Pada anak usia ini, orang tua harus sudah memberikan pengetahuan  mengenai pertumbuhan alat kelamin. Terutama, ajarkan anak agar menjaga kesehatan tubuh dan kebersihan kelaminnya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement