Selasa 07 May 2013 15:16 WIB

Anak Kok Jadi Kurang Mandiri?

Berbincang hangat dengan anak akan membantu membentuk perilakunya/ilustrasi
Foto: parentdish.co.uk
Berbincang hangat dengan anak akan membantu membentuk perilakunya/ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, Pertanyaan:

Akhir-akhir ini, saya dibuat bingung oleh anak kedua saya. Dulu sewaktu saya masih ke daerah, saya mengasuh anak-anak sendiri. Anak-anak tumbuh mandiri dan mau diajak bekerja sama. Namun, semuanya berubah dan jadi menegangkan ketika kami pindah ke Jakarta karena urusan bisnis.

Di Jakarta saya harus keluar rumah untuk mengurus ini dan itu sehingga saya membutuhkan bantuan seorang pengasuh. sejak itulah tingkah laku anak saya berubah. Yang sulung menjadi kurang responsif terhadap perintah-perintah saya dan si bungsu jadi kurang mandiri. Bagaimana cara saya menghadapi permasalahan ini? Terima kasih saya ucapkan atas bantuan Ibu pengasuh. 

Rahmi, Jakarta 

 

Jawaban:

Ibu Rahmi, sepertinya Ibu sedang bingung ya ... Mungkin banyak pertanyaan yang berkecamuk di dalam pikiran Ibu. Satu hal yang harus diketahui oleh seorang ibu pada saat anaknya berubah tingkah lakunya adalah apa penyebab perubahan itu. Banyak faktor yang dapat menjadi penyebab anak bertingkah laku tidak seperti yang kita harapkan. Misalnya, anak mungkin sedang lelah, sakit, lapar, bosan atau sekadar minta perhatian. Untuk anak kedua Ibu, Ibu coba cari kira-kira apa penyebabnya. 

Kalau dilihat dari perpindahan Ibu dan berubahnya aktivitas yang Ibu lakukan, kemunduran (regresi) kemampuan anak-anak Ibu lebih disebabkan oleh peralihan dari pola asuh pengasuh yang serba melayani. Peralihan yang tidak dibarengi dengan kesepakatan antara Ibu dengan pengasuh membuat anak-anak menjadi bingung. Aturan yang tidak jelas tentang apa yang boleh dilakukan memberi dan apa yang tidak boleh dilakukan memberi peluang pada anak untuk menge-'tes' Ibu. 

Ketika Ibu memberi kesempatan pada anak untuk keluar dari kesepakatan yang pernah ada, misalnya dari mandi pagi sendiri, makan tidak disuapi. Ketika ada pengasuh, anak minta disuapi, Ibu tidak menegur maka ia akan keluar dari kebiasaannya yang baik. 

 

Cara untuk mengembalikan anak-anak pada kemampuan dirinya adalah: 

1. Memberi harapan yang wajar tergantung usia anak dan harapan perkembangannya. Misalnya, anak usia lima tahun harusnya sudah dapat mandi dan makan sendiri. 

2. Berilah dorongan pada anak-anak dengan menghargai setiap usahanya dan memberi mereka kesempatan untuk berlatih. 

3. Perlakukan mereka dengan tepat dan pantas. Kalau mereka melanggar beri konsekuensi yang logis. Misalkan menumpahkan air, ia yang harus mengelapnya. Tidak mau makan sendiri berarti nanti akan lapar. Buat aturan dengan anak dan libatkan mereka dalam pengambilan keputusan. Kalau dia berbuat baik langsung diberi ucapan selamat atau terima kasih. 

4. Lakukan terus komunikasi. Belajarlah memahami perasaan anak. Hindari gaya berbicara yang menyudutkan anak dan merendahkan dirinya. 

5. Lakukan evaluasi. Alhamdulillah sekarang anak sudah mulai makan sendiri. Apa lagi yang harus dibenahi? Wah, kemarin anak tidak mandi sendiri karena dimandikan oleh Mbak Yus, berarti Mbak Yus harus diingatkan kembali. 

sumber : Yayasan Buah Hati
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement