REPUBLIKA.CO.ID, Tak mudah untuk menghadapi anak baru gede alias remaja. Di usia ini, anak-anak justru lebih senang berada dekat dengan teman-teman sebayanya ketimbang dengan orangtua sendiri.
Pertanyaan besarnya, apa yang seharusnya dilakukan orang tua untuk tetap bisa membiarkan anak bergaul tanpa khawatir dampak negatif yang ditimbulkan? Psikolog Dra Clara Kriswanto MA memberikan tips sebagai berikut :
* Harus mendampingi anak ketika menghadapi pilihan-pilihan. Misalnya, ketika anak bingung memilih baju pesta atau ketika memilih mainan apa yang akan disumbangkan pada temannya dalam berulang tahun. Secara aktif orang tua berupaya memilihkan berbagai pilihan, tentu saja, dengan persetujuan anaknya. Misalnya, ''Kalau kado ini kelihatan norak, deh. Bagaimana menurutmu? Tapi, kalau barang ini bagus, kelihatannya lembut, ya?''
* Membebaskan anak untuk menentukan pilihan-pilihannya dan pendapatnya sendiri dalam memilih sesuatu atau pergaulan. Peran orang tua hanyalah memberikan masukan tentang konsekuensi-konsekuensi apa yang akan dihadapi anak.
* Meluangkan waktu setidaknya 30 menit sampai satu jam sehari untuk berbicara dari hati ke hati pada anak tentang berbagai hal dalam pergaulan seharian. Yang dilakukan ketika sedang bersantai.
* Dalam menerapkan aturan, orang tua harus konsisten dalam penerapannya. Misalnya, bila jam dua belas malam tidur, orang tua pun mengusahakan tidur. Atau harus menjaga kebersihan, juga harus menjaganya.
* Apabila anak kelihatan sukar bergaul dengan teman-temannya sebagai, justru hal ini didorong supaya bergaul. Sebab apabila anak keterusan tidak bisa bergaul, akan mendapat masalah yang besar ketika besar nanti.
* Berupaya melibatkan dalam proses pengambilan keputusan di rumah. Misalnya, ketika menentukan tujuan waktu liburan nanti anak pun dimintai pendapatnya. ''Bahkan bila perlu dalam mengecat rumah juga perlu ditentukan bersama, dan diambil keputusan mengecat warna apa,'' tambah Clara.