Rabu 12 Jun 2013 13:42 WIB

Wah, Kebahagiaan Ternyata Menular, Caranya?

Rep: Nina Chairani/ Red: Endah Hapsari
Kebahagiaan yang menular/ilustrasi
Foto: salon.com
Kebahagiaan yang menular/ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, Para peneliti dari Harvard University dan UC San Diego menyimpulkan, kebahagiaan menular bagaikan penyakit. Dalam penelitian itu, mereka menunjukkan bahwa kebahagiaan menyebar secara cepat melalui jaringan sosial, yakni anggota keluarga, teman, dan tetangga.

Mengetahui seseorang yang gembira membuat Anda 15,3 persen menjadi bahagia juga. Seorang teman dari kawan yang berbahagia meningkatkan kebahagiaan Anda 9,8 persen, dan bahkan teman dari saudara tetangga Anda pun bisa meningkatkan 5,6 persen kebahagiaan.

`'Keadaan emosional Anda tak hanya terpengaruh pada tindakan dan pilihan yang Anda lakukan, tapi juga tindakan dan pilihan orang lain, dari banyak di antaranya yang bahkan tidak Anda kenal,'' kata Dr Nicholas A Christakis, seorang dokter yang sekaligus sosiolog kesehatan di Harvard yang menulis laporan penelitian itu.

Christakis dan ilmuwan politik UCSD James H Fowler meneliti hubungan hampir 5.000 orang yang dilacak selama beberapa dekade sebagai bagian dari Framingham Heart Study. 

Mereka menemukan bahwa orang yang bahagia dalam kedekatan geografis adalah yang paling efektif dalam menyebarkan kegembiraannya. Mereka juga menemukan, orang yang paling bahagia berada di pusat jaringan sosial. Akhirnya, mereka menyimpulkan, kebahagiaan itu bekerja seperti penyakit menular.

Teman yang berbahagia yang tinggal dengan jarak setengah mil memengaruhi  42 persen rasa bahagia Anda. Bila teman yang sama tinggal berjarak 2 mil, pengaruhnya turun menjadi 22 persen. Meksipun Anda punya banyak teman yang bahagia sekalipun tak kentara pengaruhnya, bila mereka tinggal jauh.

Begitu juga saudara kandung yang bahagia bisa membuat Anda 14 persen bahagia, tapi hanya bila mereka tinggal sejauh 1 mil dari Anda. Tetangga bahagia membuat Anda 34 persen lebih bahagia juga.

`'Kami menduga emosi menyebar melalui frekuensi hubungan langsung,'' kata Fowler. Hasilnya, orang yang tinggal dalam jarak yang jauh untuk bisa bertemu secara teratur tak akan banyak pengaruhnya.Satu pengecualian adalah teman kerja. Mungkin Karena sesuatu dalam lingkungan kerja menghalangi kebahagiaan mereka menyebar.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement