Selasa 25 Jun 2013 09:54 WIB

Duh, Rasa Ingin Tahu Anak Kok 'Tidak Senonoh'

Bimbing anak agar rasa ingin tahunya lebih terarah/ilustrasi
Foto: specialedpost.com
Bimbing anak agar rasa ingin tahunya lebih terarah/ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, Sebuah dompet tergeletak di atas meja. Yudi (3 tahun), memperhatikannya. Rasa ingin tahunya timbul: apa itu dan ada apa di dalamnya? Lalu dompet itu diraih dan dirogoh isinya. Seorang anak kelas dua SD juga mengukir rasa ingin tahu dalam benaknya. Ia melihat gurunya berkerudung. Penasaran terhadap sesuatu di balik itu, si anak dengan kasar menarik kerudung sang guru. Maka tahulah ia bahwa di balik kerudung itu hanya kepala yang berambut seperti kebanyakan orang.

Rasa ingin tahu atau pertanyaan, bagi Dra Shinto Adelar MSc, pada hakikatnya tidak ada yang tidak baik. ''Cuma objeknya, ditujukan ke mana? Inilah yang sering jadi persoalan,'' katanya. Untuk dua contoh kasus di atas, menurut Shinto, adalah rasa ingin tahu yang untuk mendapat jawabnya dengan mengganggu privasi orang lain. ''Itu perbuatan lancang. Jadi, rasa ingin tahu itu harus dikaitkan dengan sopan santun,'' katanya.

Tapi, lanjut Shinto, tidak berarti rasa ingin tahu anak terhadap isi dompet dan sesuatu di balik kerudung guru itu, harus dibunuh. ''Ingin tahu boleh, tapi si anak harus dibimbing untuk mendapat jawaban dengan cara yang benar,'' katanya. Adelar punya kasus lain. Anak remaja putri atau putra umumnya tertarik pada informasi tentang seluk beluk biologis manusia. Mulai dari masalah reproduksi hingga hubungan seksual antara pasangan berlainan jenis.

Karena itu, saran Shinto, anak-anak menjelang akil baligh, perlu mendapat pengetahuan seks yang positif. Terutama tahapannya mulai dari mulut orang tua. ''Supaya (pada masa akil baligh) dia tidak merasa kaget lagi dan mencari-cari sumber informasi yang tidak bertanggung jawab,'' katanya.

Umumnya, menurut Adelar, orang tua suka rikuh untuk bercerita tentang masalah organ seksual kepada anaknya. Padahal, hal ini bisa diatasi dengan penjelasan sederhana tentang ilmu biologi menyangkut alat reproduksi manusia. ''Sumber informasi tentang seks itu bisa mudah diperoleh dari buku penyuluhan kesehatan,'' kata Shinto. Jika tidak diarahkan seperti ini, si anak bisa lari dengan membaca stensilan.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement