Selasa 09 Jul 2013 14:51 WIB

Apakah Keluarga Anda Terancam Bangkrut? Cek Ini Dulu

Rencanakan keuangan keluarga sejak dini/ilustrasi
Foto: bankonyourself.com
Rencanakan keuangan keluarga sejak dini/ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, Apalah artinya rencana tanpa tujuan yang jelas. Tujuan keuangan penting  untuk dimiliki setiap insan. Sebab, tujuan keuangan menyangkut apa yang  ingin Anda capai secara finansial. Tentunya, untuk mencapai tujuan tersebut dibutuhkan rencana yang  sistematis. Pakar perencana keuangan keluarga, Safir Senduk, mengungkapkan  tiga hal penting dalam dalam merencanakan keuangan. Hal pertama yang harus  Anda lakukan ialah mempelajari situasi dan kondisi Anda sekarang. ''Pelajari posisi keuangan Anda. Dalam keuangan, ini bisa dilakukan dengan  melihat laporan keuangan Anda,'' jelas Safir. 

Laporan keuangan dapat  menggambarkan keadaan keuangan Anda sekarang. Ada dua instrumen laporan  keuangan yang bisa menunjukkannya yakni neraca dan arus kas. Kolom harta menggambarkan apa saja yang Anda miliki. Harta itu tentunya  terukur nilai uang. Termasuk di dalamnya adalah uang tunai, tabungan,  deposito, mobil, rumah, dan lain-lain. Sementara kolom utang menunjukan apa saja dan berapa utang yang masih  harus dibayar kepada pihak lain. Misalnya utang kartu kredit, kepemilikan  rumah, mobil, dan lain sebagainya. Sedangkan harta bersih menunjukkan berapa sebenarnya harta yang murni  milik Anda. 

Untuk mendapatkan nilainya, Anda tinggal mengurangi total  harta dengan total utang. Lantas, laporan arus kas akan memberi tahu Anda dari mana dan berapa besar  uang Anda. Laporan ini juga akan memperlihatkan besarnya rupiah yang Anda  keluarkan untuk berbagai hal. Dari situ, Anda bisa mengetahui bagaimana  kemampuan menabung Anda tiap bulannya. Setelah Anda mengetahui posisi keuangan Anda saat ini, Anda bisa  melanjutkan proses penyusunan rencana keuangan dengan menetapkan tujuan  keuangan. 

Tujuan keuangan tersebut bisa cuma satu atau bahkan beberapa  tujuan sekaligus. Semuanya tergantung pada apa yang Anda inginkan dalam  hidup Anda. Banyaknya tujuan keuangan bisa dipilih. Ringkasnya, tujuan keuangan itu  dibagi dalam tiga kelompok besar. ''Ada tujuan yang melibatkan target dana  tertentu kelak. Ada tujuan yang prinsipnya ingin lebih kaya secara  finansial. Lalu ada juga tujuan yang sifatnya mengantisipasi risiko,''  papar Safir. Tujuan yang melibatkan target dana tertentu kelak artinya tujuan tersebut  hanya bisa terwujud melalui adanya sejumlah dana. Misalnya menikah,  pendidikan anak, membeli rumah, membeli mobil, atau bahkan pensiun.

Bagaimana jika yang diinginkan adalah memiliki uang yang lebih banyak di  rekening bank, ingin memiliki utang yang lebih sedikit, atau ingin  memiliki usaha sendiri? Itu adalah tujuan yang prinsipnya ingin lebih kaya  secara finansial. Mengantisipasi risiko juga merupakan tujuan keuangan. Contohnya  mengantisipasi risiko kematian, kecelakaan, atau sakit. Menyusun rencana keuangan untuk mencapai tujuan yang melibatkan target  dana tertentu kelak tidak begitu sulit. ''Yang penting Anda tahu berapa  target dana yang ingin dikumpulkan dan dalam jangka waktu berapa lama.  Pilihan caranya ada dua, melakukan investasi atau berutang,'' ujar Safir. 

Anda dapat melakukan investasi, berusaha menambah penghasilan, atau  mengurangi pos-pos utang yang sudah ada untuk mencapai tujuan yang  prinsipnya ingin lebih kaya secara finansial. Untuk menyusun rencana keuangan yang dapat mengantisipasi risiko, ada  beberapa langkah yang harus Anda lakukan. ''Kenali risiko apa yang hendak  diantisipasi. Lalu, evaluasi akibatnya yakni apa yang akan terjadi dan  berapa besar akibatnya. Kemudian ambillah keputusan untuk  mengantisipasinya,'' kata Safir. 

Mengantisipasi risiko dapat dilakukan dengan cara, menghidari terjadinya  risiko, mengurangi kemungkinan terjadinya risiko, atau menghadapi risko  itu. ''Ada bisa juga membagi akibat risiko tersebut kepada, misalnya,  perusahaan asuransi. Bisa pula dengan mentransfer semua akibatnya kepada  perusahaan asuransi,'' papar Safir. 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَاِذْ قَالَ اِبْرٰهٖمُ رَبِّ اَرِنِيْ كَيْفَ تُحْيِ الْمَوْتٰىۗ قَالَ اَوَلَمْ تُؤْمِنْ ۗقَالَ بَلٰى وَلٰكِنْ لِّيَطْمَىِٕنَّ قَلْبِيْ ۗقَالَ فَخُذْ اَرْبَعَةً مِّنَ الطَّيْرِفَصُرْهُنَّ اِلَيْكَ ثُمَّ اجْعَلْ عَلٰى كُلِّ جَبَلٍ مِّنْهُنَّ جُزْءًا ثُمَّ ادْعُهُنَّ يَأْتِيْنَكَ سَعْيًا ۗوَاعْلَمْ اَنَّ اللّٰهَ عَزِيْزٌحَكِيْمٌ ࣖ
Dan (ingatlah) ketika Ibrahim berkata, “Ya Tuhanku, perlihatkanlah kepadaku bagaimana Engkau menghidupkan orang mati.” Allah berfirman, “Belum percayakah engkau?” Dia (Ibrahim) menjawab, “Aku percaya, tetapi agar hatiku tenang (mantap).” Dia (Allah) berfirman, “Kalau begitu ambillah empat ekor burung, lalu cincanglah olehmu kemudian letakkan di atas masing-masing bukit satu bagian, kemudian panggillah mereka, niscaya mereka datang kepadamu dengan segera.” Ketahuilah bahwa Allah Mahaperkasa, Mahabijaksana.

(QS. Al-Baqarah ayat 260)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement