Kamis 25 Jul 2013 10:37 WIB

Bagaimana Jika Sifat Buruk Ayah Bunda Menurun?

Perbincangan ibu dan anak laki-laki/ilustrasi
Foto: redbookmag.com
Perbincangan ibu dan anak laki-laki/ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, Assalamualaikum wr wb,

Ibu pengasuh, anak saya empat orang. Mereka manis-manis, cerdas, dan memiliki keterampilan masing-masing. Namun, saya menyadari bahwa ada sifat buruk yang mereka dapatkan dari kami ayah-ibunya. Bagaimana sikap saya dan suami menghadapinya dan bagaimana agar sifat buruk itu dapat diminimalisasi. Terima kasih atas jawaban yang diberikan.

JAWABAN:

 Waalaikumsalam wr wb,

Ibu Adek yang kami sayangi, anak mewarisi sifat-sifat fisik dan sifat yang tidak terlihat seperti kecenderungan emosi, minat, dan bakat bakat. Dari empat anak yang Ibu miliki tentu wajah dan sifat mereka berbeda satu dengan yang lain. Inilah keagungan Allah SWT. Dia menciptakan manusia seperti yang Dia kehendaki.

Allah Mahaperkasa lagi Bijaksana (QS Ali Imran: 6). Jadi, setiap sperma yang berhasil menembus sel telur yang akan membentuk anak pertama kita, membawa sifat sifat dari ayah dan dari ibu juga dari kakek-nenek kedua belah pihak.  Sifat yang diturunkan itu tidak akan diturunkan pada anak berikutnya.

Anak benar-benar unik dan membawa sifat sifat yang berbeda. Di antara sifat-sifat yang muncul tentu ada faktor bawaan yang kurang baik yang orangtua ingin hilangkan dan tidak muncul pada anak-anak. Oleh karena itu, kita perlu membicarakan pada anak tentang kekurangan-kekurangannya.

Katakan pada anak bahwa Ibu menyadari bahwa kekurangannya adalah bagian dari diri orangtua. Tunjukkan bahwa Ibu berusaha untuk menghilangkan atau memperbaikinya. Jangan berlaku bahwa orangtua sempurna dengan menidakkan kekurangan-kekurangan dan menuntut anak harus sempurna. Tindakan ini tidak mendidik dan membuat anak menolak kekurangan orang lain dan menuntut orang lain harus sempurna.

Untuk mendidik anak agar tampil lebih baik dan bertingkah laku dengan sifat-sifat baiknya, orangtua harus mentransfer nilai-nilai spiritual  seperti menjelaskan ayat-ayat kitab suci dan contoh-contoh konkret perilaku Nabi yang dapat anak jadikan dasar dalam bertingkah laku.

Penanaman nilai-nilai ini akan membentuk akhlaknya. Misalnya, Ibu menjelaskan bahwa jika kita berbagi Allah akan menambah nikmatnya pada orang yang bersyukur. Jika anak kita memiliki sifat pelit tidak mau berbagi, dia akan berusaha untuk mau berbagi pada saudara atau teman. Jadi, anak memiliki sifat dermawan dan mendapat penilaian positif dari lingkungan.

Hal ini baik untuk perkembangan jiwa dan kepribadiannya. Ia akan mampu mengontrol sifat-sifat buruk atau kekurangannya dan ia dapat berinteraksi dengan baik sesuai nilai-nilai positif yang ada di dalam masyarakat. Contoh-contoh lain, anak yang mewarisi sifat pemarah dari orangtuanya.

Dengan mengetahui ayat Allah yang memerintahkan untuk menahan amarah dan memaafkan orang lain (QS Ali Imran: 134 ) anak akan berusaha menahan marah pada saat dia mampu mengekspresikannya karena akan mendapatkan surga. Demikian pula ada hadis Nabi yang menjelaskan tentang menahan amarah.Demikianlah jawaban yang kami berikan. Selamat atas anugerah anak-anak yang cerdas, manis, dan terampil.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement