Selasa 06 Aug 2013 14:59 WIB

Anak Autis, Bagaimana Cara Mendidiknya?

terapi dini autisme
Foto: cuny.edu
terapi dini autisme

REPUBLIKA.CO.ID, Assalamualaikum wr wb,

Ibu pengasuh rubrik konsultasi keluarga yang saya hormati, kami memiliki dua anak, seorang laki-laki dan perempuan. Anak pertama kami laki-laki mengalami gejala autis. Kami sudah membawanya ke terapis dengan perjuangan keras mengingat kondisi keuangan kami yang tergolong pas-pasan. Saat ini anak pertama kami sangat aktif terkadang mengganggu adiknya dengan menarik atau merobek buku milik adiknya.

Akhirnya untuk menghindarkan adik dari gangguan kakak yang kurang mengerti adab-adab, kami menempatkan adik di bawah pengasuhan neneknya. Bagaimana cara kami mendidik anak dengan gejala autis? Apakah tindakan kami menitipkan anak kedua pada nenek sudah tepat agar dia dapat belajar dengan baik? Terima kasih untuk jawaban yang diberikan.

Muslimah, Jawa Barat

 

Jawab :

Waalaikumussalam wr wb,

Ibu Muslimah yang kami saya sayangi, saya dapat membayangkan kekhawatiran Ibu akan perkembangan kedua anak Ibu. Di satu sisi ingin memberi kenyamanan pada adik dengan menitipkannya pada nenek, namun di sisi lain Ibu khawatir dengan perkembangannya. Menangani anak dengan gejala autis membutuhkan kesabaran dan konsistensi agar anak memiliki tingkah laku yang kita inginkan. Misalnya, memberi tahu bahwa tindakan meraih dan merobek buku adik tidak benar dan tidak diinginkan.

Anak autis juga harus dikembangkan kata hatinya. Artinya, ia tetap mendapat kesempatan untuk mandiri, mengetahui nilai-nilai moral dan spiritual sebagaiman anak-anak normal seusianya. Jangan pernah berpikir karena ia memiliki kebutuhan khusus dia selalu dibantu dan boleh melakukan apa saja tanpa ada pengarahan sehingga mereka tidak berakhlak yang baik dan selalu dibantu, dikejar-kejar karena sering berlari-lari ke berbagai arah.

Pada saat belajar, Ibu dapat menemani adik belajar dengan meminta kakak untuk duduk di samping Ibu dan bila dia hendak bergerak beri tanda dan arahan bahwa dia harus duduk tenang karena Ibu akan mengajar adik belajar. Ibu juga dapat memberi mainan atau buku untuk kakak. Sepanjang mengajari adik, Ibu dapat mengajari adik sambil memegangi kakak.    Di lain hari kakak akan memahami dan dibiasakan untuk duduk tertib.

Untuk adik, sebaiknya adik tetap dididik di bawah pengasuhan orangtua. Pemisahan anak dengan orangtua akan memberi persepsi yang kurang baik pada anak walaupun beribu alasan pernah orangtua sampaikan pada anak yang dititipkan. Dengan tinggal bersama saudara yang mengalami gejala autis adik akan belajar berempati, memahami dan belajar menolong. Kakak yang memiliki gejala autis juga akan memperoleh pelajaran hidup bersama saudara dan orang lain. Dia akan megetahui ada adik yang menyayanginya dan mau menolong pada saat dibutuhkan.

Pengalaman ini memiliki dampak positif bagi keduanya. Jika Ibu mengalami kesulitan mengatur keduanya secara bersamaan, mintalah bantuan orang lain seperti suami, pembantu rumah tangga, saudara dekat seperti paman, tante atau juga tetangga. Yakinlah anak spesial diberikan kepada orangtua spesial. Semoga Allah menilai segala usaha Ibu selama ini menjadi amal amal saleh Ibu. Untuk menghindari kejenuhan atau kelelahan jiwa cobalah untuk melakukan aktivitas yang  dapat menenangkan Ibu seperti membaca Alquran, berzikir dan menekuni hobi yang diminati. Selamat menuai hasil di hari depan. Amin.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement