Kamis 12 Sep 2013 08:41 WIB

Bagaimana Hak Waris Istri yang Belum Digauli?

Muslimah yang belum digauli sang suami pun berhak dapat warisan(Ilustrasi).
Foto: IST
Muslimah yang belum digauli sang suami pun berhak dapat warisan(Ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, Assalamualaikum wr wb.

Seorang laki-laki Muslim melamar gadis Muslimah, lalu akad pun dilaksanakan. Sebelum bercampur, laki-laki tersebut meninggal dunia dalam kecelakaan lalu lintas dan meninggalkan harta warisan, tapi tidak mempunyai anak atau kerabat selain kakek (dari jalur ayah) dan istri yang telah akad nikah dengannya itu. Apakah si istri berhak mendapat warisan walaupun belum digauli?

Jawaban:

Waalaikumussalam wr wb.

Istri tersebut berhak mewarisinya walaupun belum digauli. Hal ini karena keumuman firman Allah SWT, “Para istri memperoleh seperempat harta yang kamu tinggalkan jika kamu tidak mempunyai anak. Jika kamu mempunyai anak, para istri memperoleh seperdelapan dari harta yang kamu tinggalkan sesudah dipenuhi wasiat yang kamu buat atau (dan) sesudah dibayar utang-utangmu.” (QS an-Nisa [4]: 12).

Jadi, seorang istri itu statusnya sebagai istri dengan adanya akad yang benar. Jika akad yang benar telah terjadi, lalu suaminya meninggal, ia berhak mewarisinya dan wajib melaksanakan idah wafat walaupun belum bercampur serta mendapatkan mahar dengan sempurna. Yang menjadi patokan sebab kewarisan antara suami istri adalah akad pernikahan yang benar. Tapi sebaliknya, jika akad yang terjadi tidak sesuai dengan syariat Islam, tidak ada hak waris baginya.

Adapun sisa warisan tersebut menjadi hak kerabat laki-laki yang mempunyai hubungan paling dekat dengan yang meninggal itu. Dalam hal ini, sisa tersebut diberikan kepada kakek. Sebagaimana sabda Rasulullah SAW, “Berilah ahli waris hak-haknya dan sisanya untuk kerabat laki-laki yang terdekat.” (HR Bukhari-Muslim).

Namun demikian, dianjurkan kepada para ahli waris untuk berbagi dengan anak-anak yatim dan fakir miskin dalam rangka mempererat tali silaturahim dan sebagai bentuk pengamalan dari firman Allah SWT, “Dan, apabila sewaktu pembagian itu hadir kerabat, anak yatim dan orang miskin, berilah mereka dari harta itu (sekadarnya) dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang baik.” (QS an-Nisa [4]: 8). Wallahu a'lam bish shawwab. 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يٰبَنِيْٓ اٰدَمَ لَا يَفْتِنَنَّكُمُ الشَّيْطٰنُ كَمَآ اَخْرَجَ اَبَوَيْكُمْ مِّنَ الْجَنَّةِ يَنْزِعُ عَنْهُمَا لِبَاسَهُمَا لِيُرِيَهُمَا سَوْاٰتِهِمَا ۗاِنَّهٗ يَرٰىكُمْ هُوَ وَقَبِيْلُهٗ مِنْ حَيْثُ لَا تَرَوْنَهُمْۗ اِنَّا جَعَلْنَا الشَّيٰطِيْنَ اَوْلِيَاۤءَ لِلَّذِيْنَ لَا يُؤْمِنُوْنَ
Wahai anak cucu Adam! Janganlah sampai kamu tertipu oleh setan sebagaimana halnya dia (setan) telah mengeluarkan ibu bapakmu dari surga, dengan menanggalkan pakaian keduanya untuk memperlihatkan aurat keduanya. Sesungguhnya dia dan pengikutnya dapat melihat kamu dari suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka. Sesungguhnya Kami telah menjadikan setan-setan itu pemimpin bagi orang-orang yang tidak beriman.

(QS. Al-A'raf ayat 27)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement