REPUBLIKA.CO.ID, Bagaimana memilih pengasuh anak yang baik? Psikolog anak dan keluarga Roslina Verauli mengatakan, kriteria pertama ditentukan dari jenis kelamin pengasuh. Apakah jika anaknya laki-laki, maka yang dibutuhkan pengasuh laki-laki juga? Atau, jika anaknya perempuan, maka pengasuhnya harus perempuan juga?
Pada umumnya, pengasuh anak merupakan kaum Hawa. Perempuan memang cenderung lebih pengasih atau penyayang. Karenanya, sebagai pengasuh perempuan akan lebih bisa memenuhi kebutuhan biologis dan emosional anak ketika orang tuanya sedang tidak bisa memberikannya.
Kriteria berikutnya, Vera menyarankan agar memilih pengasuh dengan tabiat atau karakter yang baik. Maksudnya, memiliki sifat baik, jujur, disiplin, dan tidak suka menipu atau berbohong. Pengasuh dengan sifat baik, akan memberikan contoh yang baik pula pada anak. Pengasuh yang disiplin, akan membantu membentuk anak jadi pribadi yang disiplin.
Selain itu, penting bagi orang tua untuk memilih pengasuh yang memiliki kesamaan nilai-nilai. Misalnya, dari sisi religi dengan memilih pengasuh yang seiman sehingga ketika menerapkan ilmu agama, nilainya akan sama dengan orang tua.
Bagaimana dengan kadar kecerdasan? Vera berujar, kepandaian merupakan sesuatu yang bisa dilatih. Orang tua selalu bisa mengajarkan pengasuh agar ia lebih pandai. Orang tua juga biasanya bingung memilih pengasuh yang berpengalaman atau tidak. Memilih dari yayasan ataupun dari saudara di kampung, bahkan asisten rumah tangga.
Menurut Vera, mau yang berpengalaman atau tidak, keduanya memiliki sisi positif dan negatif. Untuk yang berpengalaman, tentu ia sudah mengetahui karakter anak per tahapan usia. Pengasuh berpengalaman umumnya sudah memiliki gaya pengasuhan. Orang tua biasanya akan lebih sulit melakukan intervensi terhadap pengasuh yang berpengalaman.
Berbeda dengan yang tidak berpengalaman. Orang tua bisa melakukan intervensi. Pengasuh bisa dilatih dan diajarkan peraturan atau pola asuh sesuai dengan keinginan orang tua.