REPUBLIKA.CO.ID, Untuk melatih kemampuan bicara-bahasa anak, peranan orang tua, pengasuh, kakek, nenek, dan anggota keluarga lainnya sangat penting. Mayoritas kasus (95 persen) terjadi akibat masalah input atau masukan. “Segelintir saja masalah keterlambatan bicara bahasa yang disebabkan oleh gangguan pendengaran dan penglihatan maupun gangguan otak,” ujar Dr dr Ahmad Suryawan SpA (K) selaku ketua Divisi Tumbuh Kembang RSUD dr Soetomo, Surabaya, Jawa Timur, memaparkan.
Mengingat fakta tersebut, anak perlu mendapatkan masukan atau input yang tepat. Caranya dengan memperkenalkan kosakata, aktif berbicara dengan anak setiap hari. Berikanlah kata-kata melalui kegiatan alami sehari-hari. “Jangan dirapel hanya Sabtu dan Minggu saja,” kata Suryawan.
Input mesti diberikan dalam jumlah yang cukup. Untuk mencukupi jumlahnya, orang tua dan pengasuh sebaiknya berinteraksi aktif secara verbal atau sering mengajak anak bicara dengan nada yang tepat. Sebelum anak berusia satu tahun, berbicaralah dengannya tanpa harus menanti jawaban darinya. Kata-kata yang masuk ke telinga anak akan dikumpulkannya menjadi perbendaharaan kata. Contohnya, saat membelikan mainan, sampaikan mainannya berwarna merah dan bentuknya bulat. “Dengan begitu anak juga bisa kenal warna dan bentuk,” ujar Suryawan.
Selain itu, gunakan metode yang benar dalam memberikan input. Gunakan satu bahasa terlebih dahulu. Utamakan bahasa orang tua, misalnya bahasa Indonesia. Jika anak sudah mampu berbahasa Indonesia dengan baik, silakan mengajarkannya bahasa lainnya. “Ajarkan dulu satu dua tiga. Kalau sudah bisa, baru kenalkan one two three,” katanya.
Tak hanya itu, dahulukan kata-kata penting sesuai usia anak untuk komunikasi sehari-hari. Anak usia satu tahun membutuhkan kata, seperti mama, papa, susu, botol, mandi, dan lainnya. Ajarkan semua kata yang masuk semua kegiatan yang anak lakukan sehari-hari dan benda yang ada di lingkungannya. “Anak usia satu tahun belum memerlukan kata ‘gajah’, ‘roket’, ataupun kata benda lain yang tidak penting untuk usianya,” ujar Suryawan.
Bila input kurang dan salah metode, anak akan meng alami gangguan bicara-bahasa sehingga menyebabkan gangguan perilaku dan kecerdasan. Sebaliknya, kalau input cukup dan metodenya benar, anak bisa menguasai kemampuan bicara-bahasa. “Jika anak mengalami keterlambatan bicara-bahasa tanpa gangguan lain, coba perbaiki inputnya,” kata Suryawan menguraikan.
Orang tua mesti mampu mengatur gaya bahasa, meregulasi pemakaian media anak, serta menerapkan pola asuh yang melekat dengan anak. Dengan begitu, anak akan mendapatkan stimulasi yang tepat untuk perkembangannya. “Namun, jika ditemukan penyebab pada pendengaran dan penglihatan maka diperbaiki dulu gangguan pada penglihatan dan pendengarannya,” ujarnya.