Kamis 16 Jan 2014 12:32 WIB

Agar Ibu Disayang Keluarga

Rep: Erdy Nasrul/ Red: Endah Hapsari
Kehangatan ibu dan anak
Foto: dailymail
Kehangatan ibu dan anak

REPUBLIKA.CO.ID, Peran krusial yang dipegang oleh sosok ibu mesti diberdayakan secara optimal. Sebab, mempersiapkan ibu yang berkualitas berarti juga telah menyiapkan generasi-generasi yang unggul. Oleh sebab itu, kata dosen Sekolah Tinggi Agama Islam Darunnajah Jakarta Selatan, Dr Ramlah Askar, menjadi ibu yang baik harus mampu berikhtiar. 

Tidak sekadar berusaha, tapi juga merencanakan dengan matang. Dia memberi gambaran seorang ibu yang kurang maksimal berikhtiar. Ibu tersebut menikah muda. Kemudian, di pertengahan jalan si ibu mengalami impitan ekonomi. Anak akhirnya yang menjadi korban. “Jangan sampai seperti itu,” kata Ramlah yang juga dosen Insititut Ilmu Alquran (IIQ) Jakarta ini.

Karenanya, Ramlah menyayangkan ada saja perempuan yang belum memahami fungsi perkawinan sehingga tanggung jawab mendidik anak menjadi terabaikan. Ibu, menurut Ramlah, harus tetap fokus mendidik anak. Buah hati jangan sampai terabaikan. 

Gizinya harus diperhatikan, jangan sampai kurus, seperti anak yang tidak dikasih makan. Kemudian, kesehatannya jangan sampai diabaikan. Pendidikannya harus terus dimaksimalkan agar anak berkarakter. Mereka harus mampu melihat ke depan. Mereka juga harus mampu menatap masa depan yang lebih baik dari orang tuanya.

Sekretaris Umum Pengurus Pusat Aisyiyah Diah Siti Nuraini menyatakan tanggung jawab utama keluarga adalah ibu. Ibu melakukan pendidikan kepada anak. Ibu mendidik anak sejak anak masih di dalam kandungan. Apa yang ibu dengarkan atau bacakan, akan didengar oleh sang bayi yang ada di dalam kandungan. 

Emosional dan watak seorang ibu pun dapat ditularkan melalui perilaku seorang ibu selama mengandung dan mengasuh. Jika ibu yang mengandung selalu memiliki perasaan ingin marah-marah maka sang anak nantinya bisa jadi akan seperti itu. Pendidikan pun dapat diberikan dengan kontak mata yang terjadi antara ibu dan anak. Bisa juga dengan bahasa tubuh berupa isyarat. Ibu bisa melarang anaknya melakukan sesuatu dengan menggelengkan kepala atau menatap anaknya dengan sorotan tajam. 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement