Rabu 12 Feb 2014 14:07 WIB

Kiat Harmonis Meski Terpisah dari Keluarga

Rep: Qommarria Rostanti/ Red: Indira Rezkisari
Singkirkan gadget dan luangkan waktu berkulitas demi mencapai keharmonisan keluarga.
Foto: Prayogi/Republika
Singkirkan gadget dan luangkan waktu berkulitas demi mencapai keharmonisan keluarga.

REPUBLIKA.CO.ID, Diperkirakan ada empat juta pekerja Indonesia yang hidup terpisah dari keluarganya. Mereka adalah orang Indonesia yang bekerja di luar negeri dan tidak bisa membawa serta keluarganya. Sebagian besar dari jumlah tersebut adalah perempuan dan tidak sedikit yang merupakan kaum ibu.

Psikolog keluarga, Anna Surti Ariani, mengatakan ibu yang tinggal jauh dari keluarga, sebisa mungkin mengatur jadwal bertemu secara fisik dengan anggota keluarganya. Pertemuan ditujukan untuk memenuhi kebutuhan akan pelukan dan sentuhan yang tidak dapat tergantikan. ‘’Untuk meminimalisir kerenggangan emosional, anak wajib diberikan pengertian bahwa jarak yang memisahkan anak dan ibu adalah demi kebaikan masa depan keluarga,” kata dia.

Keluarga yang terpisah jarak jauh membutuhkan usaha lebih agar ketidakhadiran orang tua dalam mengasuh anak tidak memberikan pengaruh negatif secara signifikan terhadap perkembangan anak.  Kadang, beraktivitas jauh dari keluarga tidak dapat dihindari oleh sebagian ibu demi meningkatkan kesejahteraan dan kehidupan keluarga.

Tak jarang seorang ibu terpaksa harus bertugas di lain kota dan terpisah dengan keluarganya secara fisik. Ibu pun harus melakukan upaya lebih demi memenuhi tantangan berkomunikasi dan menjaga keluarga tetap harmonis.

Terpisah jarak dengan keluarga tidaklah mudah. Seperti yang dialami Enny Nugraheni (30 tahun), ibu dua balita dari Bengkulu yang harus menyelesaikan pendidikannya di Jakarta. Demi mendapatkan masa depan yang lebih baik lagi, Enny berpisah sementara dari keluarganya.

Setiap hari Enny menelepon buah hatinya secara rutin. Ini agar mereka tetap dapat merasakan kehadirannya walau tidak secara langsung. “Saya sering telepon dan video call sama keluarga di rumah,” ucapnya. Ketika pulang ke rumah, Enny memanfaatkan waktunya bersama suami dan anak-anak lewat kegiatan yang berkualitas.

Komunikasi tanpa gadget akan lebih berkualitas karena tanpa gangguan. “Saat mengobrol bisa sambil memeluk, mengelus atau membelai,” kata Anna Surti Ariani menambahkan.

Kebiasaan seperti ini namun tak akan mudah dilakukan orang tua yang hidupnya berjauhan dengan anak-anaknya. Bukan berarti praktik ini tak bisa dilakukan. Nina berujar komunikasi efektif bisa dirapel bila ada kendala jarak.

 

 

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يٰبَنِيْٓ اٰدَمَ لَا يَفْتِنَنَّكُمُ الشَّيْطٰنُ كَمَآ اَخْرَجَ اَبَوَيْكُمْ مِّنَ الْجَنَّةِ يَنْزِعُ عَنْهُمَا لِبَاسَهُمَا لِيُرِيَهُمَا سَوْاٰتِهِمَا ۗاِنَّهٗ يَرٰىكُمْ هُوَ وَقَبِيْلُهٗ مِنْ حَيْثُ لَا تَرَوْنَهُمْۗ اِنَّا جَعَلْنَا الشَّيٰطِيْنَ اَوْلِيَاۤءَ لِلَّذِيْنَ لَا يُؤْمِنُوْنَ
Wahai anak cucu Adam! Janganlah sampai kamu tertipu oleh setan sebagaimana halnya dia (setan) telah mengeluarkan ibu bapakmu dari surga, dengan menanggalkan pakaian keduanya untuk memperlihatkan aurat keduanya. Sesungguhnya dia dan pengikutnya dapat melihat kamu dari suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka. Sesungguhnya Kami telah menjadikan setan-setan itu pemimpin bagi orang-orang yang tidak beriman.

(QS. Al-A'raf ayat 27)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement