Kamis 13 Feb 2014 15:54 WIB

Cara Menghadapi Anak Menangis

Rep: Desy Susilawati/ Red: Indira Rezkisari
Orang tua perlu memberi kesempatan anak untuk meluapkan emosinya.
Foto: Republika/Yogi Ardhi
Orang tua perlu memberi kesempatan anak untuk meluapkan emosinya.

REPUBLIKA.CO.ID, Ketika anak menangis orang tua pun kerap kelabakan. Lalu, bagaimana seharusnya orang tua menghadapi anak yang sedang menangis? Psikolog anak Ine Indriani menyarankan sebaiknya orang tua memberikan kesempatan kepada anak untuk mengungkapkan emosinya lewat menangis.

Untuk mengajarkan anak mengontrol emosinya, orang tua perlu menerima anak apa adanya terlebih dahulu. Termasuk, menerima perasaan anak yang sedih dan menangis.

Ketika anak menangis, kunci yang utama adalah memahami atau berempati dengan perasaannya. Katakan kepada anak, “Iya boleh menangis, tidak apa.” Atau, “Iya boleh menangis, kamu kesal ya televisinya dimatikan, tapi sekarang sudah waktunya tidur, Nak.”

Membiarkan di sini berarti memberikan kesempatan kepada anak untuk mencurahkan perasaannya. Yang perlu ditekankan hal ini berbeda dengan mengabaikan anak yang menangis, misalnya dengan mendiamkannya.

Anak yang dipahami akan merasa nyaman dan merasa aman. Sehingga, anak pun akan lebih mampu mengatur emosinya karena emosi negatifnya sudah keluar. Ia juga belajar untuk memahami perasaan orang lain atau lebih bisa berempati pada masa dewasa.

Kapan kemudian orang tua bisa melarang anak menangis? Ine mengatakan, tergantung situasi. Ketika anak bercerita kalau ia diganggu temannya di sekolah dan bersedih hingga menangis, orang tua perlu berempati. Membiarkan anak menangis jadi dimaklumi.

Sedangkan, bila anak menangis secara berlebihan di supermarket karena meminta cokelat, orang tua boleh meminta anak menghentikan tangisnya. “Iya, kamu mau es krim ya… Setop dulu tangisnya,” Ine mencontohkan.

Ine mengatakan membolehkan anak menangis bukan berarti orang tua menjadi permisif dan menjadi takut anak menangis. Dan, bukan berarti orang tua harus menuruti ke inginan anak.

Tak kalah pentingnya pula bagi orang tua untuk menjaga ketenangannya ketika menghadapi tangisan anak. Bila memungkinkan tenangkan diri sejenak. Pergi ke ruangan lain untuk menarik napas agar bisa kembali tenang. Hindari juga berteriak-teriak kepada anak saat berkomunikasi.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement