Selasa 11 Mar 2014 20:15 WIB

Calon Pengantin Diminta Utamakan Kualitas Anak

Penghulu menikahkan pasangan pengantin
Foto: Antara
Penghulu menikahkan pasangan pengantin

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Calon pengantin diminta lebih mengutamakan kualitas anak daripada jumlah atau kuantitas. Karena anak merupakan calon penerus bangsa.

"Kita bersama-sama menyadarkan remaja dan calon pengantin, tidak ada gunanya mereka memiliki anak banyak tapi tidak berkualitas, tapi kalau berkualitas akan menjadi sumber daya bangsa" kata Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Fasli Jalal, Selasa (11/3).

Berdasarkan data yang dimiliki oleh BKKBN, ada sembilan juta remaja, enam juta mahasiswa dan 2,5 juta calon pengantin. Mereka ini akan menjadi calon orang tua yang nantinya diharapkan mampu mendidik anak-anaknya dan melahirkan penerus-penerus bangsa yang berkualitas.

Fasli mengakui bahwa dinamika kependudukan Indonesia memang mempunyai masalah yang cukup mendasar tapi dia optimis jika hal ini bisa teratasi melalui kampanye-kampanye yang dilakukan oleh BKKBN. Seperti program "dua anak cukup" atau melalui diskusi-diskusi dan penyebaran informasi melalui media.

Untuk mendukung program keluarga berancana, BKKBN akan melakukan pendampingan kepada calon pengantin tentang bagaimana pentingnya membangun sebuah keluarga.

BKKBN juga terus meningkatkan pelayanan di setiap klinik klinik KB yang tersedia di seluruh Indonesia. Untuk saat ini ada 30 ribu bidan, tujuh ribu dokter premier, dan 250 dokter spesialis yang tersebar di seluruk klinik KB.

Fasli meyakini bahwa angka ini akan terus bertambah. Karena itu BKKBN akan terus meningkatkan jumlah bidan, dokter premier, maupun dokter spesialis untuk menjangkau desa-desa, puskesmas maupun rumah sakit di seluruh Indonesia.

Diharapkan nantinya akan ada 20 ratus ribu bidan, 90 ribu dokter premier dan 4.500 dokter spesialis yang siap dibantukan di seluruh daerah Indonesia.

"Dengan program Keluarga Berencana ini, BKKBN sekaligus mendukung tujuan millennium development goals, yaitu meningkatkan gizi baik, mengurangi potensi kemiskinan, menigkatkan pendidikan dan mengurangi jumlah kematian" tutup Fasli.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement