REPUBLIKA.CO.ID, Mereka yang memutuskan untuk menikah di usia muda, harus siap kehilangan masa mudanya. Sebab, ketika masa bermain belum cukup beban baru yang besar sebagai suami istri sudah menghadang.
''Menikah di usia muda harus dipikirkan dengan sangat matang agar tidak timbul penyesalan,'' kata psikolog keluarga, Elly Risman.
Tak jarang hal ini dapat memicu konflik dalam rumah tangga mereka, apalagi jika pasangan muda ini tidak dibekali dengan kesiapan yang matang.
“Semuanya berakar dari pola asuh orang tua. Mereka mampu tidak memberikan bekal serta mempersiapkan anak untuk menjadi mandiri dalam menjalankan kehidupan sebagai suami atau istri ke depannya,” ujar Elly.
Persiapan untuk menikah muda tak hanya dilihat dari segi fisik dan mental saja, namun juga spiritual serta kecukupan finansial. Bagi seorang laki-laki tentunya memiliki tanggung jawab lebih besar karena akan berperan sebagai imam yang membimbing keluarganya. Sedangkan bagi wanita harus bisa memosisikan diri sebagai istri dan juga ibu bagi anak-anak mereka.
Kondisi emosional seseorang di usia muda menjadi salah satu penyebab tingginya angka perceraian di Tanah Air.
Elly menyebutkan bahwa Indonesia menempati urutan teratas dengan angka perceraian tertinggi di Asia Pasifik dan rata-rata berasal dari pasangan muda.
Kondisi emosional yang masih labil cenderung dapat memicu pertengkaran dalam rumah tangga pasangan muda sehingga berujung perceraian. “Masa bermain di usia muda ini cukup penting, karena kalau kehilangan masa muda, nantinya mereka bisa meledak di usia setengah baya,” kata Elly.
Meski memiliki beragam risiko, ada sejumlah keuntungan dari menikah muda, seperti dapat mencegah perzinaan di kalangan anak muda dan dapat belajar untuk saling memahami dua karakter yang berbeda.
Elly mengatakan, usia ideal bagi laki-laki dan wanita untuk melangsungkan pernikahan adalah di usia 25 tahun. Pada usia tersebut, mental seseorang sudah cukup matang dan dapat bertanggung jawab terhadap diri sendiri maupun orang lain.
''Kematangan mental dan kesiapan finansial menjadi faktor utama sebelum menjalani kehidupan rumah tangga dan berkeluarga,'' ujar Elly.