REPUBLIKA.CO.ID, Sejak tahun lalu, banyak produk shampo anti ketombe bermunculan. Kalaupun tidak baru, banyak merek lama yang 'ganti baju'. Ini karena banyak penderita ketombe yang berangsur meninggalkannya. Orang-orang di daerah beriklim tropis memang lebih rawan terkena ketombe. Tidak heran, beragam merek shampo anti ketombe dengan promosi gencar seperti ingin memangsa jutaan konsumen di negeri tropis ini.
Kelembaban udara yang tinggi mengakibatkan kulit kita selalu berkeringat, bahkan berminyak. Terlebih usia remaja di mana faktor hormonal bekerja aktif, kulit berkeringat dan berminyak ini lebih banyak dijumpai. Kulit berminyak dan berkeringat ini juga dialami kulit kepala. Akibatnya kulit kepala kotor, berlemak, dan bersisik. ''Kulit kepala terlalu berkeringat ini merupakan faktor pencetus timbulnya ketombe,'' ujar Lies Y Achyar, ahli penyakit kulit dan kosmetika dari RSPAD Gatot Subroto. Sebentar saja tidak dibersihkan, maka jamur akan segera bermunculan di kepala kita. Jamur-jamur ini menyebabkan kulit kepala semakin bersisik dan mengelupas sehingga timbul ketombe.
Pengelupasan kulit kepala ini akan menimbulkan gatal-gatal di kepala yang merupakan gejala umum ketombe. Ketika rasa gatal ini mengganggu, jari-jemari kita pun akan tidak sabar untuk menggaruk-garuknya. Padahal, hal itu justru semakin memperparah 'penyakit' di kulit kepala kita. Karena, kulit kepala kita akan lecet dan bisa-bisa bernanah karena terlalu keras atau terlalu sering digaruk. ''Akibatnya, kulit kepala akan semakin bersisik, berlemak, bahkan bernanah,'' ujar Lies. Bila sudah begini, tak ada saran selain harus ke dokter kulit.
Menurut Lies, penelitian terakhir menyebutkan bahwa 90 persen ketombe disebabkan oleh jamur. Dalam dunia kedokteran jamur ini dinamakan pityrosperumovale. Terdapat dua cara kerja utama shampo anti ketombe. Pertama, shampoo ini menekan pertumbuhan epidermis kulit ari kepala supaya tidak timbul keratin. Pertumbuhan epidermis yang terlalu cepat bisa mengakibatkan pengelupasan dan sisik di kulit kepala. Kedua, shampoo ini bekerja sebagai anti jamur. Kerja ini dilakukan oleh kandungan utama shampoo seperti, selenium sulfide, zincpyrithione, dan ketokonazol. ''Berdasarkan penelitian yang terakhir, ketonokazol merupakan yang paling ampuh untuk membasmi jamur,'' ujar Lies.
Intensitas pemakaian shampoo akan berbeda-beda sesuai kandungan utamanya. ''Shampoo dengan selenium sulfide sebaiknya dipakai dua tiga kali seminggu. Shampoo ketokonazol yang di pasaran biasanya mengandung satu persen sebaiknya satu sampai tiga kali seminggu, begitu pula shampoo zincpyrithione, jelas Lies. Khusus untuk shampoo anti jamur ini Lies menganjurkan untuk membiarkan di kulit kepala beberapa saat sewaktu kita pakai selama 10 menit. Setelah itu, kita harus membilasnya sampai bersih.