Kamis 07 Nov 2013 10:37 WIB

Etika Bersantap dalam Fine Dining

Jamuan makan malam
Foto: rudeguitar.com
Jamuan makan malam

REPUBLIKA.CO.ID, Bersantap dalam sebuah perjamuan, agaknya bukan sesuatu yang sederhana. Bagi pengundang atau tuan rumah, banyak hal yang mesti dipertimbangkan. Begitu pun bagi para tamu, banyak hal pula yang mesti dipersiapkan, mulai dari busana sampai etika. Anda tak mau kan terlihat 'aneh' dalam perjamuan itu gara-gara melakukan hal kecil yang mestinya tak Anda lakukan?

Untuk itu, Anda perlu membekali diri dengan pengetahuan tentang etika bersantap. Anda bisa mempelajari hal ini lewat berbagai cara, mulai dari membaca buku-buku tentang etika perjamuan sampai bertanya pada seseorang yang memahami masalah ini. Dengan menguasai pengetahuan tentang etika bersantap ini, Anda akan tampil elegan dan percaya diri dalam setiap perjamuan, baik perjamuan ala Barat maupun oriental. Mungkin Anda bertanya, apa yang mesti dilakukan sesaat setelah kita duduk di meja makan dalam sebuah perjamuan? ''Segera kenakan napkin (lap),'' kata Harry Darsono PhD.

Bila Anda membawa tas atau dompet, jangan sekali-kali meletakkannya di atas meja. ''Hindari pula meletakkan siku di atas meja. Bagi wanita, jangan pula membetulkan make-up atau lipstick selama perjamuan,'' lanjut Harry dalam acara yang diperuntukkan bagi para pelanggan Da Vinci ini. 

Ingat pula untuk tidak menyentuh apa pun sebelum dipersilakan. Dalam etika makan malam ala Barat, kata Harry, tuan rumah mengawali jamuan makan dengan mengetuk gelas. Setelah itu, dijelaskan maksud jamuan tersebut. Usai penjelasan, tamu diajak untuk menyeruput minuman pembuka, sembari merapatkan gelas masing-masing. Pada saat itu, pandangan saling bertatap. ''Jangan menoleh,'' ujar pendiri dan pemilik Lembaga Pendidikan Seni dan Desain Harry Darsono ini.

Selanjutnya, ketika acara makan tengah berlangsung, mulut Anda tidak seharusnya yang maju ke arah makanan. Sebaliknya, makanan lah yang diarahkan ke mulut. Makanan dipotong satu demi satu lalu dimasukkan ke dalam mulut, tidak dipotong sekaligus di piring. Ingat, jangan bicara selama makanan masih ada di dalam mulut. Bila tempat duduk yang tersedia tidak tertera nama tamu yang diundang, artinya tamu boleh berpindah-pindah tempat duduk. Ini karena tujuan perjamuan itu adalah untuk silaturahmi. Satu hal lagi, jangan lupa mengirim kabar dan minta maaf bila tidak bisa menghadiri undangan perjamuan. ''Soalnya, orang sering kecewa kalau yang datang sekretaris.''

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement