Rabu 19 Feb 2014 09:20 WIB

Kenapa, Ya, Investasi Properti Menarik?

Rep: Qommarria Rostanti/ Red: Indira Rezkisari
Kenaikan harga yang rutin membuat investasi properti masih jadi primadona.
Foto: Yasin Habibi/Republika
Kenaikan harga yang rutin membuat investasi properti masih jadi primadona.

REPUBLIKA.CO.ID, Ada beragam pilihan dalam berinvestasi. Salah satu yang paling digemari adalah berinvestasi dalam bentuk properti.

Perencana keuangan Lili Pratiwi mengatakan investasi di bidang properti kerap mendatangkan keuntungan dari harga properti yang makin menanjak. “Tentunya juga bisa memberikan cashflow yang bisa menjadi sumber pendapatan tetap apabila disewakan,” ujarnya.

Ada beragam pilihan dalam berinvestasi. Salah satu yang paling digemari adalah berinvestasi dalam bentuk properti.

Ia menyarankan, seseorang yang hendak terjun di bisnis properti memilih terlebih dulu fokus investasinya, apakah untuk mendapatkan pendapatan tetap secara reguler dengan menyewakan properti atau mendapat keuntungan dari selisih nilai jual beli properti. “Jika Anda memilih investasi karena mengincar selisih nilai jual beli maka silakan beli properti dan jual saat mencapai nilai tertinggi,” katanya.

Lili menyebut dalam berinvestasi di properti, hal penting yang harus diperhatikan, yakni lokasi. Belilah rumah di lokasi yang pembelinya kebanyakan akan tinggal di rumah tersebut. Jangan membeli rumah yang banyak dibeli oleh spekulan untuk investasi.

Rumah-rumah di lokasi yang dibeli oleh spekulan kebanyakan akan dibiarkan kosong sehingga menyebabkan banyak orang tidak pindah dan tinggal di daerah tersebut. Penting juga diperhatikan fasilitas dari pengembang, apakah di kawasan tersebut akan dibangun sekolah, fasilitas olahraga, atau pusat perbelanjaan. Apabila daerah perumahan di pinggiran kota, lihat ada berapa akses untuk keluar masuk antara perumahan tersebut ke pusat kota, seperti jalan tol dan lain sebagainya.

Salah satu pengusaha rumah kontrakan, Nur Afriyani (44 tahun), mengatakan rumah kontrakannya tidak pernah kosong. “Kalaupun si penyewa memutuskan pindah, pasti tidak berapa lama kemudian datang penyewa baru,” ujarnya.

Perempuan berkerudung tersebut berujar, rumah kontrakan memiliki tingkat permintaan tinggi, apalagi bila lokasinya dekat dengan pusat kegiatan, misalnya perkantoran, mal, dan pasar. Setiap tahunnya harga sewa rumah akan meningkat seiring dengan naiknya nilai pasaran rumah. Kenaikan dirasakan Yani bisa mencapai 10-15 persen per tahun.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement