Jumat 07 Mar 2014 10:00 WIB

Siapa Berani Menjadi Solo Traveller

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Indira Rezkisari
Pilihan peta wisata.
Foto: Prayogi/Republika
Pilihan peta wisata.

REPUBLIKA.CO.ID, Jumlah solo traveller alias mereka yang pergi jalan-jalan sendirian makin banyak. Apalagi sekarang tiket murah sangat mudah didapat.

Bepergian tanpa kawan tapi masih kerap dianggap momok. jalan-jalan sendirian alias solo travelling memang membutuhkan keberanian.

Penulis buku Naked Traveler, Trinity, punya trik untuk tahu apakah kita sanggup melakukan jalan-jalan sendirian atau tidak.

‘’Indikatornya ada tiga, yakni berani tidak nonton sendirian di bioskop, makan sendiri di restoran, dan kondangan sendirian. Kalau memang sudah berani, berarti mereka bisa solo travelling,” ujarnya.

Kata Trinity, meski aslinya solo travelling bisa dianggap sebagai jalan-jalan sendirian, praktiknya kita tidak pernah sendiri.

Maklum saja, selama perjalanan kita akan bertemu dengan orang-orang baru yang bisa diajak untuk mengobrol dan bertukar pikiran. Tak hanya itu, jika memilih untuk menginap di hostel pasti bakal bertemu dengan para traveller lain, sehingga bisa menambah pertemanan.

Walau begitu, solo travelling sebenarnya lebih mengasyikkan karena memberikan kebebasan ke pada diri sendiri untuk mengunjungi tempat-tempat yang direncanakan sekaligus mencari ketenangan. Apalagi, bagi para karyawan yang tidak mudah mendapatkan jatah libur, sehingga waktu liburan harus sangat dioptimalkan.

Menurut Trinity, melakukan perjalanan ramai-ramai cenderung tidak bisa menikmati karena tiap individu memiliki keinginan yang berbeda. Tak jarang, keinginan diri sendiri kurang terpenuhi karena mengikuti keinginan teman-teman yang lain.

Kalaupun ada teman, minimal mereka harus me miliki tujuan dan visi yang sama, sehingga tidak berselisih. “Menurut saya, lebih baik jalan sendiri daripada jalan sama orang yang salah,” kata penulis yang baru saja menerbitkan Naked Traveler edisi kelima tersebut.

Dari pengalaman selama melakukan perjalanan sendiri ke puluhan negara dan pelosok Nusantara, Trinity tidak menemukan kendala yang berarti. “Selama ini, dukanya paling kalau mau foto, mau nggak mau kita harus minta tolong orang lain untuk memotret kita,” ujar Trinity.

Malah, justru dia banyak mengalami hal-hal menyenangkan yang dapat membuatnya menjadi lebih terbuka wawasannya.

Selain itu, jalan-jalan sendiri membuat seseorang semakin pintar untuk mengambil keputusan dan berinteraksi dengan orang-orang setempat serta mengenali budaya mereka. Jika jalan ramai-ramai, biasanya hanya sibuk mengobrol dengan sesama teman, sehingga lupa untuk mengenal orang-orang sekitar dan lingkungan baru.

Perempuan yang tahun lalu melakukan perjalanan keliling dunia selama satu tahun menambahkan. Perjalanan paling bagus dilakukan ketika masih muda.

Alasannya, kondisi fisik masih kuat dan sangat memungkinkan un tuk menjelajahi berbagai tempat. Jika sudah memiliki keinginan kuat untuk jalan-jalan, sebaiknya memang harus mulai sedikit berkorban dengan menyisihkan penghasilan.

Setelah itu, mencari informasi lengkap mengenai tempat yang akan dikunjungi serta penginapan yang sesuai dengan bujet.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement