REPUBLIKA.CO.ID, Kabar itu, meski sering terdengar, tetap saja mengejutkan. Lagi-lagi, kasus investasi bodong mencuat. Kali ini, kabarnya dilakukan oleh CV Panen Mas.
Para investor pun terpaksa gigit jari lantaran uang investasi mereka raib. Yang menarik perhatian, konon ada satu lembaga perencana keuangan independen yang dianggap sudah merekomendasikan para nasabah untuk berinvestasi di perusahaan agrobisnis tersebut.
Merujuk pada kasus itu, Eko Indarto, perencana keuangan independen dari Finansia Consulting, mengatakan, investasi yang baik harus memperlihatkan hasil yang normal. Jika hasil yang diberikan terlalu tinggi di atas tawaran perbankan, ini patut dicurigai.
“Hasil investasi besar dalam waktu instan akan menimbulkan risiko yang besar juga,” kata dia. Selain itu, menurut Eko, hasil investasi biasanya akan fluktuatif dan tidak stabil. Pasalnya, hanya investasi jenis obligasi dan deposito yang memberi hasil tetap.
Namun, yang terpenting, Eko menyarankan, sebaiknya calon investor tidak menerima seutuhnya saran dari perencana keuangan. Calon investor harus mengerti bagaimana model, cara kerja, dan hasil investasi tersebut terlebih dahulu.
“Jangan langsung percaya saran perencana keuangan. Calon investor juga harus tetap menggunakan logika,” ucap Eko. Yang tak kalah penting, para calon investor hendaknya meneliti legalitas perusahaan atau produk investasi tersebut.