REPUBLIKA.CO.ID, Sebuah studi yang memelajari sekelompok orang yang dirawat di rumah sakit akibat gagal jantung menemukan, pasien dengan masalah tidur dua kali berisiko mengalami rawat inap.
Menurut hasil studi, lebih dari 40 persen pasien gagal jantung memiliki masalah tidur ketika mereka meninggalkan rumah sakit dan sepertiga dari mereka terus menderita hingga 12 bulan mendatang.
"Kami menemukan kurangnya waktu secara konsisten menyebabkan risiko dua kali lebih banyak rawat inap pada pasien gagal jantung," ujar Dr Peter Johansson, perawat gagal jantung di Swedia dan penulis studi seperti dilansir Female First.
Ia menambahkan, pasien gagal jantung harus menghindari sejumlah kebiasaan yang membuat mereka sulit tidur, seperti minum kopi terlalu banyak pada larut malam atau bercakap-cakap dengan topik menjengkelkan sebelum tidur.
Sekalipun demikian, hingga saat ini tidak ada data bagaimana kekurangan waktu tidur yang berlanjut dari waktu ke waktu berhubungan dengan rawat inap.
Menurut Dr Johansson, perubahan pola tidur memang terjadi tergantung usia, namun masalah sulit tidur yang terjadi dalam waktu berkepanjangan memerlukan penelitian lebih lanjut.
Penelitian telah menunjukkan kurang tidur meningkatkan kadar hormon stres dan peradangan yang terkait dengan gagal jantung.
Dr Johansson mengatakan sulit tidur tidak selalu merupakan tanda masalah gagal jantung.
"Atau bisa menjadi sinyal pasien memiliki masalah lain seperti sleep apnea atau tekanan psikologis yang membuat mereka terjaga," katanya.
Terdapat sejumlah cara yang dapat Anda lakukan agar terhindar dari sulit tidur, yakni kurangi konsumsi kopi, turunkan suhu (kamar) dan hindari rasa marah sebelum tidur.