REPUBLIKA.CO.ID, Indonesia memiliki berbagai industri dan bisnis dengan perempuan sebagai mayoritas pekerjanya. Jumlah pekerja perempuan sekitar 43 juta. Mereka memberikan kontribusi untuk mempercepat laju perekonomian Indonesia.
Hanya saja, pekerja perempuan kerap kali mengalami masalah kesehatan yang tentu saja bisa menghambat pekerjaan dan produktivitas mereka.
Hasil survei dasar yang dilakukan Project Hope, sebuah lembaga swadaya masyarakat dalam bidang layananan kesehatan dengan Yayasan Kusuma Bangsa (YKB), menunjukkan, sebagian besar masalah kesehatan pekerja perempuan di Indonesia adalah anemia alias kekurangan sel darah merah.
Sel darah memiliki fungsi membawa oksigen dan makanan ke otak dan organ tubuh lainnya. “Berdasarkan survei yang dilakukan pada 10 ribu pekerja perempuan di empat pabrik di Jawa Barat terlihat 39 persen dari 365 responden mengalami anemia,” jelas Country Director Project Hope Indonesia (PHI) dr Nasaruddin Sheldon.
Data tersebut dihimpun dengan melakukan pemeriksaan kadar hemoglobin (hb). Selain itu, 22 persen pekerja perempuan itu mempunyai kadar hb sedikit di bawah normal yang berisiko menjadi anemia. Kondisi mereka akan merosot menjadi anemia saat menstruasi.
Anemia timbul karena kurangnya asupan zat besi serta konsumsi gizi yang tidak seimbang. Faktor lainnya adalah menstruasi, kehamilan, kelelahan, serta peran ganda sebagai pekerja dan juga ibu rumah tangga.
Jika tak diatasi, anemia dapat berpengaruh negatif pada fungsi tubuh dan menurunkan produktivitas pekerja. Menurut pedoman Gerakan Pekerja Perempuan Sehat Produktif (GP2SP) yang diterbitkan Kementerian Kesehatan, akibat anemia, pekerja akan mengalami kehilangan 6,5 jam kerja per minggu. Mereka juga akan mengalami penurunan produktivitas sebanyak 10 persen.
Nasaruddin menjelaskan, supaya sehat, perempuan pekerja haruslah cukup istirahat. Hindari tidur larut malam. Tidurlah sekitar enam sampai delapan jam. Lalu, konsumsi gizi seimbang dengan zat gizi lengkap. Perbanyaklah makan sayuran.
Jangan lupa, minum air minimal dua liter per hari. Apalagi jika bekerja di ruang ber-AC. Perempuan yang bekerja juga harus sehat mental. Mereka pun mesti meluangkan waktu untuk rekreasi untuk menghilangkan stres.
Direktur Bina Kesehatan Kerja dan Olahraga Kementerian Kesehatan dr Muchtaruddin Mansyur SpOK mengimbau, perempuan yang bekerja juga harus menjaga dan meningkatkan aktivitas fisik.
Hindari duduk terlalu lama di dalam ruangan. Lakukan peregangan selama 15 menit. Bisa dengan senam atau bergerak biasa saja. “Dalam waktu singkat itu bisa membuat segar bekerja sepanjang hari,” ujarnya.