REPUBLIKA.CO.ID, Diet ala Dukan, yang dulu dipopulerkan ketika Kate Middleton dan ibunya dikabarkan mengikuti pola makan ini sebagai upaya kelihatan menarik saat Royal Wedding, kembali naik daun. Apa sih sebenarnya diet Dukan ini?
Pada dasarnya diet yang digagas oleh dokter asal Prancis Pierre Dukan ini memiliki empat tahapan. Yaitu, 'attack', 'cruise', 'consolidation', dan 'stabilization'.
Fase 'attack', seperti dikutip dari laman Shape, ditujukan untuk pengurangan berat badan yang cepat dengan tujuan memberi motivasi dan bisa bertahan hingga tujuh hari. Selama fase ini, asupan makanan berisi daging kaya protein, daging unggas, ikan dan makanan laut lain, telur, dan produk susu tanpa lemak. Dengan tambahan, satu setengah sendok makan gandum oat setiap hari.
Berikutnya, adalah fase 'cruise'. Saat ini pola makan diseling antara makanan yang penuh protein dengan makanan berprotein dan sayur yang tidak mengandung tepung. Tetap bersamaan dengan gandum oat. Penganut diet ini kan bertahan di fase ini sampai berat badan yang dipandang ideal tercapai.
Setelah itu masuk fase 'consolidation' yang bertahan lima hari untuk setiap kilogram yang berhasil dikurangi. Di titik ini penganut diet kembali bisa dicicipi buah segar, roti gandum, dan keju. Juga bisa kembali merasakan makanan yang mengandung tepung, misalnya pasta, kacang-kacangan, atau kentang.
Meski sudah bisa mencicipi makanan lain, penganut pola makan ini harus tetap mengikuti pola makan protein penuh dari fase 'attack' selama satu hari dalam satu pekan. Lalu, tetap melanjutkan suplemen dengan gandum oat.
Terakhir, adalah fase stabilisasi ketika apa saja sudah bisa dimakan. Anjuran untuk tetap memakan protein murni satu hari penuh dalam sepekan dan tiga sendok makan gandum utuh setiap hari. Fase ini disarankan Dukan diterapkan seumur hidup.
Diet Dukan ini namun bukan tanpa kritik. Dari segi positifnya, pola makan ini menganjurkan banyak asupan sayuran (meski terbatas) dan protein, banyak air putih, dan rutin berolahraga.
Problem terbesar diet Dukan adalah secara jangka panjang, pola makan ini didominasi terlalu banyak dominasi protein. Sehingga bila terdapat penurunan berat badan tapi apakah sepadan?
Tak ada pola makan yang harusnya menyebabkan Anda merasa tidak bahagia. Dengan terbatasnya asupan, terutama rendah karbohidrat dan rendah serat, Anda mungkin akan merasa kurang bahagia. Pola makan ini membuat Anda sembelit dan terutama bisa menyebabkan tubuh mengalami ketosis. Yaitu, tubuh mengurai lemak karena membutuhkan energi akibat ketidakcukupan karbohidrat. Lebih lanjut ketosis menyebabkan keletihan parah, bau mulut, mulut kering, hingga kerusakan ginjal dan liver.
