REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- ROLers, bayangkan Anda sedang berada dalam restoran atau food court bersama teman-teman Anda. Anda memesan salad rendah lemak dan air mineral karena menyadari perut Anda sudah sangat buncit dan berat tubuh Anda sudah mengkhawatirkan.
Di sisi lain, teman-teman Anda memesan pizza dan burger lezat, dilengkapi dengan minuman bersoda. Apakah situasi ini terdengar akrab? Beberapa studi menunjukkan bahwa teman-teman memberikan pengaruh cukup banyak pada kebiasaan makan Anda.
Dalam evaluasi yang dipublikasikan dalam Journal of Academy of Nutrition and Dietetics, peneliti Inggris menganalisis 15 studi yang mengamati tekanan teman sebaya dan cara mereka memengaruhi pola makan temannya.
Dilansir dari Share Care, Rabu (27/8), kita cenderung untuk pergi bersama teman-teman. Jika kita melihat orang lain memesan makanan rendah kalori, maka kita terpancing untuk mengikutinya. Demikian juga jika orang lain makan dalam porsi besar, maka akhirnya kita biasanya menyesuaikan.
Jika Anda tidak memperhatikan apa yang Anda makan, maka itu akan memengaruhi tubuh Anda. Anda berisiko tinggi menderita obesitas, penyakit jantung, diabetes, dan penyakit kronis lain. Penelitian lain menemukan bahwa memiliki teman dekat yang obesitas akan meningkatkan risiko Anda menjadi gemuk hingga 57 persen.
Meski demikian, Anda bisa menjadi agen perubahan untuk pola makan teman-teman Anda yang salah. Buatlah upaya untuk menyadarkan mereka untuk tetap makan sehat dimanapun berada dan dengan siapapun mereka makan bersama. Ini akan mendorong Anda dan teman-teman Anda menuju hidup sehat.