Selasa 16 Mar 2021 13:13 WIB

Jawab Kekhawatiran, PM Thailand Disuntik Vaksin AstraZeneca

Prayuth mengaku baik-baik saja setelah menerima vaksin.

Red: Teguh Firmansyah
 Perdana Menteri Prayuth Chan-ocha.
Foto: AP/Sakchai Lalit
Perdana Menteri Prayuth Chan-ocha.

REPUBLIKA.CO.ID, BANGKOK  -- Perdana Menteri Thailand Prayuth Chan-ocha menjadi orang pertama yang menerima vaksin Covid-19 AstraZeneca di negara itu setelah peluncuran program vaksinasi sempat ditunda karena kekhawatiran tentang keamanan. Prayuth dan anggota kabinet lainpada awalnya dijadwalkan untuk mendapatkan suntikan vaksin pada Jumat (12/3), sebelum Thailand menangguhkan penggunaan vaksin AstraZeneca setelah laporan bahwa vaksin itu dapat menyebabkan penggumpalan darah dan mendorong sejumlah negara Eropa untuk menghentikan penggunaannya.

"Hari ini saya meningkatkan kepercayaan diri bagi masyarakat umum," kata Prayuth kepada wartawan di Government House, Selasa, sebelum dia menerima suntikan vaksin di lengan kirinya.

Baca Juga

Prayuth, yang akan segera berusia 67 tahun, kemudian mengatakan bahwa dia merasa baik-baik saja setelah disuntik.Menteri Kesehatan Thailand mengatakan pada Senin (15/3) bahwa peluncuran akan dilanjutkan setelah banyak negara mengatakan tidak ada masalah penggumpalan darah dengan vaksin tersebut.

Thailand telah mulai memvaksin petugas kesehatan garis depan dan kelompok lain termasuk pejabat pemerintah dengan menggunakan suntikan impor. Namun strategi vaksinasi negara secara keseluruhan sangat bergantung pada pembuatan vaksin AstraZeneca di dalam negeri.

Vaksin AstraZeneca akan diproduksi oleh perusahaan milik raja negara itu, dengan 61 juta dosis dicadangkan untuk penduduk Thailand.Vaksin AstraZeneca yang diproduksi di Thailand diperkirakan tidak akan tersedia hingga setidaknya Juni, ketika Thailand berencana untuk memulai kampanye inokulasi massal.

Prayuth dan kabinetnya disuntik dengan sebagian dari 117.300 dosis vaksin AstraZeneca impor yang diterima Thailand untuk penggunaan darurat awal bulan ini.Thailand sebelumnya mengimpor 200 ribu dosis vaksin CoronaVac yang diproduksi oleh perusahaan Sinovac, China. Sebanyak 800 ribu dosis vaksin CoronaVac selanjutnya akan tiba akhir bulan ini, diikuti oleh satu juta dosis lainnya di bulan April.

Baca juga : Jangan Diumbar, Sertifikat Vaksin Simpan Data Pribadi

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement